Salim Diarra, Aremania dari Jantung Afrika

Salim Diarra, Aremania dari Jantung Afrika
Salim Diarra (c) Dok. Salim Diarra untuk Bola.net

Bola.net - Bentangan jarak lebih dari 13 ribu kilometer antara Malang dan Sikasso, kota ketiga terbesar di Mali, tak menjadi penghalang bagi Salim Diarra untuk mencintai Arema FC. Pria asal Mali ini dengan bangga menegaskan bahwa ia merupakan salah seorang Aremania, julukan suporter Arema.

Kepada Bola.net, Salim mengisahkan awal mula cintanya pada Arema. Menurut pria 29 tahun tersebut, ia pertama kali tertarik dengan Arema karena keberadaan sosok Makan Konate, di klub ini.

"Kalau sepak bola, sejak kecil saya sudah hobi," ucap Salim.

"Namun, untuk mengenal Arema, saya pertama kali dikenalkan oleh saudaraku, Makan Konate," sambungnya.

Konate merupakan kompatriot Salim. Gelandang asal Mali ini memperkuat Arema FC pada paruh kedua musim 2018 sampai akhir musim 2019.

Setelah dikenalkan oleh Konate, Salim langsung jatuh cinta pada Arema. Ada beberapa hal, menurut pria yang saat ini menempuh studi magister manajemen di Universitas Negeri Malang tersebut, yang menjadi alasan rasa cintanya.

"Arema merupakan klub pertama yang saya tonton langsung -baik latihan maupun pertandingannya- selama di Indonesia," ungkapnya.

"Selain itu, semua pemain dan staff di Arema sangat menghormati, menghargai, dan membantu saya," Salim menambahkan.

Simak artikel selengkapnya di bawah ini.

1 dari 2 halaman

Bergeming Kendati Tanpa Konate

Kendati mengakui pertama kali mengenal Arema FC dari Makan Konate, Salim bergeming dalam cintanya ke Arema kendati karibnya tersebut meninggalkan klub ini. Ia mengaku tetap menyimpan Arema di lubuk hati.

"Saya tetap seorang Aremania," tegasnya.

Menurut Salim, kendati Konate sudah pindah, hubungannya dengan pemain dan ofisial Arema tetaplah sangat baik. Mereka, menurutnya, tetap menyambutnya dengan baik.

"Semua pemain menghormati dan membantu saya di mana pun saya berada. Meski Konate sudah pindah, mereka pun tetap menyambut saya dengan baik," tuturnya.

Salim pun menyebut, alasan lain ia tetap seorang Aremania adalah domisilinya saat ini. Menurutnya, tempatnya kuliah saat ini dan Arema sama-sama berada di Kota Malang.

"Saya mahasiswa asing di Universitas Negeri Malang, sedangkan Arema ini juga berada di Kota Malang. Masyarakat di sini sangat ramah dan baik. Di sini saya sering dipanggil sebagai Makan Konate. Mereka pun sangat membantu saya," ungkapnya.

2 dari 2 halaman

Harap Arema di Papan Atas

Lebih lanjut, sebagai salah seorang Aremania, Salim pun memiliki harapan tersendiri bagi klubnya, yang merayakan ulang tahun ke-33 pada Selasa (11/08). Ia berharap agar Arema bisa menjaga muruah mereka sebagai salah satu tim papan atas di Indonesia.

"Saya berharap semua stakeholder Arema, termasuk Aremania, bisa bekerja sama dan bekerja keras agar tim ini bisa terus menjaga predikat sebagai tim papan atas, bahkan satu dari tiga tim terbaik di Indonesia," papar Salim.

"Selamat ulang tahun ke-33 untuk Arema. Salam satu jiwa," tegasnya.

(Bola.net/Dendy Gandakusumah)