Ramai Isu Rivalitas Suporter, Ini Tanggapan Menpora

Ramai Isu Rivalitas Suporter, Ini Tanggapan Menpora
Imam Nahrawi (c) Antok
- Jelang final Piala Presiden di Gelora Bung Karno, Minggu (18/10), Menpora Imam Nahrawi mengingatkan bahwa pengaturan dan pengelolaan suporter merupakan bagian dari tak terpisahkan dari tata kelola sepakbola nasional.


Maksudnya yakni, klub dan penyelenggara kompetisi harus membuat pengaturan yang jelas dalam pengendalian suporter, sama seperti pengaturan terhadap karcis dan tempat duduk yang menjadi kunci dari suksesnya pengaturan keamanan pertandingan.


Adanya pengaturan yang jelas dan tegas terhadap suporter penting untuk menciptakan kenyamanan dan keamanan baik sebelum, saat dan sesudah pertandingan. Pengaturan itu bisa menghindari terjadinya bentrokan sehingga ke depan tidak ada lagi kekhawatiran berlebihan akan terjadinya kerusuhan baik saat menjadi tuan rumah atau bertandang.


"Keberadaan suporter tidak bisa dipisahkan dari klubnya. Jadi, setiap klub juga harus ikut membantu terciptanya ketertiban dan kedisplinan. Salah satu bentuk pengaturan yang jelas hubungan antara klub dan suporter, seperti di Eropa, manakala suporter berulah negatif, maka klubnya juga harus bertanggung jawab dan bisa ikut kena sanksi atau denda," ujar Menpora mengomentari adanya kekhawatiran terjadinya bentrok antara pendukung Persib Bandung dengan suporter The Jakmania dari tempat digelarnya final Piala Presiden 2015, antara Persib Bandung versus Sriwijaya FC.


"Sanksi juga harus tegas dan konsisten diterapkan penyelenggara kompetisi agar memberi efek jera, baik bagi klub maupun suporternya," lanjutnya.


Pendukung Persib yang jaraknya lebih dekat ke Jakarta daripada pendukung Sriwijaya, diperkirakan akan berbondong-bondong mendatangi GBK, meski mereka akan mendatangi 'wilayah kekuasaan' The Jakmania, pendukung fanatik dari Persija.


Suporter Persib dan Persija memang kerap bentrok baik saat klub pujaannya berlaga di Bandung maupun di Jakarta. Namun demikian, Menpora Imam percaya bahwa suporter kedua tim kini sudah lebih dewasa dan bisa mengedalikan diri. [initial]


 (esa/pra)