
Bola.net - Pelaksanaan kompetisi Indonesia Super League (ISL) ke depannya, diharapkan bisa bertransformasi seperti Liga Premier Inggris (Premier League). Hal tersebut menjadi rencana kerja yang akan coba direalisasikan PT Liga Indonesia (PT LI).
CEO PT LI, Joko Driyono, menuturkan jika hal tersebut ditargetkan bisa tercapai dalam periode tiga tahun mendatang. Karena itu, PT LI akan segera membahasnya dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sekitar Desember mendatang.
"Idealnya, ISL sudah bisa seperti Liga Inggris pada tahun 2016 nanti. Jika banyak yang menyetujui, maka tidak akan ada lagi uang kontribusi komersial yang diberikan merata kepada semua tim," tuturnya.
Dikatakan Jokdri bahwa kontestan Liga Premier Inggris kerap tampil habis-habisan guna berebut tempat tertinggi di akhir kompetisi. Menurutnya, hal ini bertujuan untuk meningkatkan nilai jual saham ke publik. Sementara di kompetisi ISL, kontestannya baru berpikir sebatas tidak terdegradasi.
Joko menjelaskan, hal tersebut besar kemungkinan lantaran dipengaruhi kebijakan PT LI yang selalu memberikan uang kontribusi komersial sebesar Rp3 miliar kepada klub di setiap akhir musim.
"Kalau di Inggris, sang juara mempunyai nilai saham yang lebih tinggi dari klub yang terdegradasi. Mungkin, nilai jual sahamnya bisa 20 kali lipat dari klub yang berada di posisi buncit," pungkasnya. (esa/dzi)
CEO PT LI, Joko Driyono, menuturkan jika hal tersebut ditargetkan bisa tercapai dalam periode tiga tahun mendatang. Karena itu, PT LI akan segera membahasnya dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sekitar Desember mendatang.
"Idealnya, ISL sudah bisa seperti Liga Inggris pada tahun 2016 nanti. Jika banyak yang menyetujui, maka tidak akan ada lagi uang kontribusi komersial yang diberikan merata kepada semua tim," tuturnya.
Dikatakan Jokdri bahwa kontestan Liga Premier Inggris kerap tampil habis-habisan guna berebut tempat tertinggi di akhir kompetisi. Menurutnya, hal ini bertujuan untuk meningkatkan nilai jual saham ke publik. Sementara di kompetisi ISL, kontestannya baru berpikir sebatas tidak terdegradasi.
Joko menjelaskan, hal tersebut besar kemungkinan lantaran dipengaruhi kebijakan PT LI yang selalu memberikan uang kontribusi komersial sebesar Rp3 miliar kepada klub di setiap akhir musim.
"Kalau di Inggris, sang juara mempunyai nilai saham yang lebih tinggi dari klub yang terdegradasi. Mungkin, nilai jual sahamnya bisa 20 kali lipat dari klub yang berada di posisi buncit," pungkasnya. (esa/dzi)
Advertisement
Berita Terkait
-
Bola Indonesia 18 September 2013 19:56
-
Bola Indonesia 18 September 2013 18:00
-
Bola Indonesia 18 September 2013 17:44
-
Bola Indonesia 18 September 2013 13:06
-
Bola Indonesia 18 September 2013 12:15
LATEST UPDATE
-
Bola Indonesia 22 Maret 2025 07:53
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 07:44
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 07:42
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 07:29
-
Piala Eropa 22 Maret 2025 07:15
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 06:43
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...