PSSI: Tak Ada Tolerasi Bagi Pelaku Pengeroyokan Wasit

PSSI: Tak Ada Tolerasi Bagi Pelaku Pengeroyokan Wasit
Para pemain Persinga Ngawi protes kepada wasit (c) Elja Kaskus
- PSSI menegaskan bahwa tidak ada toleransi bagi siapapun yang melakukan tindakan anarkis di sepakbola Indonesia. Termasuk penganiyaan wasit yang dilakukan oleh pemain.


Seperti diketahui, pada laga lanjutan Indonesia Soccer Championship (ISC) B antara PSS Sleman melawan Persinga Ngawi di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Minggu (8/8) yang berakhir dengan skor 3-0 untuk tuan rumah berakhir ricuh.


Sejumlah pemain Persinga melakukan pemukulan terhadap perangkat pertandingan karena merasa dua gol dari PSS tidak sah.


"Pokoknya tidak toleransi terhadap perilaku buruk insan bola yang melakukan tindakan buruk terhadap perangkat pertandingan. Karena seburuk-buruknya pertandingan lebih buruk tanpa ada perangkat," ujar Pelaksana tugas (plt) ketum PSSI, Hinca Pandjaitan di Kantor PSSI, Kuningan, Jakarta, Kamis (11/8).


Atas insiden tersebut, sejatinya Komisi Disiplin (Komdis) ISC juga telah memutuskan menghukum lima pemain Persinga Ngawi. Sanksi tersebut berupa larangan bermain selama enam bulan dan denda sebesar 50 juta rupiah.


Kelima pemain yang dihukum adalah Slamet Hariyadi, Andre Eka Prasetya, M. Fatkhur Rosi, M. Zamnur, dan Moch. Pujiantoro. [initial]


 (fit/asa)