PSSI Minta Suporter Hentikan Fanatisme Buta

PSSI Minta Suporter Hentikan Fanatisme Buta
Suporter diharapkan tidak melulu mengedepankan fanatisme buta (c) wearemania.net
Bola.net - Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Djohar Arifin Husin, menyayangkan adanya korban jiwa yang terjadi dalam laga lanjutan Indonesia Super League (ISL) antara Persija Jakarta lawan Persib Bandung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, minggu (27/5).

Dalam pertandingan yang berakhir imbang 2-2 tersebut, terjadi pengeroyokan yang menewaskan satu suporter Persija, Lazuardi.

"PSSI sangat sedih dan turut berduka cita atas terjadi hal tersebut. Untuk itu, unsur -unsur Panitia Pelaksana (Panpel) diharapkan tidak lengah dan lebih memperketat aturan agar kejadian serupa tidak terulang," terangnya kepada para wartawan, di Jakarta, Senin (28/5).

"Lebih dari itu, para suporter diminta mengedepankan sportifitas ketimbang fanatisme buta. Dukungan yang diberikan, tidak boleh merembet ke luar lapangan apalagi berujung bentrokan dengan suporter yang dianggap berseberangan," sambungnya.

Kejadian yang menewakan Lazuardi tersebut bermula ketika pukul 17.15 WIB, di Pintu VII Parkir Timur, atau di depan Kolam Renang Senayan. Dua pendukung yang tidak menggunakan atribut suporter, menerima pengeroyokan dari The Jakmania- sebutan suporter Persija- hingga satu korban meninggal dunia dan satu korban kritis.

Menurut Darwis Silitonga, Kepala Bidang Operasional Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta, identitas korban meninggal adalah Lazuardi alias Azu (29), warga Jalan Menteng Suka Bumi RT 07/RW 03 Menteng, Jakarta Pusat.

"Ketika itu, korban sedang duduk dengan teman-temannya di depan Kolam Renang Senayan. Pada pukul 17.15, korban terpisah dari kelompok Jakmania Menteng. Korban yang tidak memakai baju atribut Jakmania tersebut membuat curiga Jakmania lainnya yang menggunakan atribut Jakmania. Lalu, cekcok mulut pun terjadi karena dia dicurigai sebagai pendukung Persib Bandung yang biasa disebut Viking atau bobotoh. Akibatnya, dia dikeroyok para Jakmania lainnya. Korban dihantam dengan bata yang belum dicor dan balok kayu. Saat ini, barang bukti diamankan di Polres Metro Jakarta Pusat,” terang Darwis.

"Korban sempat dilarikan ke RSCM oleh salah satu anggota Kepolisian Sektor Metro Tanah Abang, Reza Hamdan R. Namun, saat sampai di RSCM, Lazuardi tak tertolong karena mengalami pendarahan yang cukup parah," tuturnya.(esa)

Korban Meninggal:

1. Lazuardi warga Jakarta (29) agama Islam, tukang Ojek. Alamat Menteng Sukabumi RT 08/ 03 Kelurahan Menteng Jakpus. Luka pada bagian kepala belakang terkena hantam batu konblok dan hidung, pipi kiri luka lecet, dan kening di atas hidung lecet Lokasi pengeroyokan yakni seberang Gedung kolam renang parkir.

2. Mr. X. 1 / tanpa identitas seorang laki-laki umur 16 tahun. meninggal di Ruang UGD RSCM, pukul 21.25 WIB, dengan luka di seluruh wajah. Luka memar bengkak dan mengeluarkan darah dari mulut dan telinga. Di dengkul luka lecet dan pergelangan kaki kiri.

3. Mr. X 2 / tanpa identitas meninggal dunia pukul 22.30 WIB di ruang UGD RSCM, dengan luka memar di seluruh wajah dan mata kanan serta kiri. Mengeluarkan darah dari hidung dan mulut. TKP Basket Hall Senayan.

Korban mengalami luka:

1. Rinaldi, mengalami luka memar bengkak di mata kanan dan kiri, mengeluarkan darah dari mulut. Namun belum dapat memberikan data alamat maupun kejadiannya. TKP basket Hall Senayan.

2. Syawal (21), karyawan. Alamat : Jl. Cideng Raya no.1 RT 6/1, Cideng. LUka di kepala bocor terkena petasan.

3. Sandi Patri, wartawan TV Manado. Luka di kepala belakang terkena kembang api.

4. Zaky Musbarol, alamat Pabedilan RT 3/2 Silih Asih Cirebon. luka mata kanan dan kiri, dan kepala atas.

5. Hendrik, Alamat Jl Pelabuhan Ratu RT 5/2 Sirna Jaya Sukabumi, dengan luka kepala dan telinga kanan dan kiri. (esa/dzi)