PSSI Merasa Tertipu Oleh Penyelenggaraan Piala Presiden

PSSI Merasa Tertipu Oleh Penyelenggaraan Piala Presiden
Azwan Karim (c) pssi
- Sekjen PSSI, Azwan Karim, mengungkapkan bakal memberi beberapa catatan terhadap penyelenggaraan turnamen Piala Presiden. Apalagi, ditegaskannya, PSSI merupakan pemberi rekomendasi kepada promotor Piala Presiden yaitu Mahaka Sports.


"Kami memberi beberapa catatan kepada promotor. Ini sangat penting, sekaligus sebagai bahan evaluasi bagi kita semua, khususnya bagi kebijakan PSSI ke depan. Catatan ini sengaja kami sampaikan kepada publik, agar masyarakat tidak terus menerus dibohongi dengan informasi yang tidak benar," buka Azwan.


"Seperti dikatakan bahwa Piala Presiden berlangsung tanpa PSSI, itu informasi yang salah dan menyesatkan," tuturnya.


Dalam catatannya, Azwan mengawalinya dengan mengungkapkan kronologis berupa ide turnamen Piala Presiden yang digagas oleh sejumlah klub ISL dan promotor. Hal tersebut terjadi setelah mengetahui bahwa kompetisi ISL musim 2015 tidak dapat digelar akibat tidak adanya izin dari Kepolisian.


Namun, semua klub ISL peserta turnamen Piala Presiden memberi syarat agar turnamen ini mendapat rekomendasi PSSI. Sebab bila tanpa PSSI, mereka sebagai anggota PSSI tidak akan bersedia ikut serta. Kedua, selain meminta rekomendasi, pihak promotor juga meminta kepada PSSI agar dapat menggunakan perangkat pertandingan yang digunakan di kompetisi ISL.


"Pak Hasani Abdulgani menemui kami di PSSI, dan saat itu memohon agar PSSI menugaskan perangkat pertandingan yang digunakan di ISL, demi menjaga kualitas turnamen. Sebab bila perangkatnya bukan dari ISL, Hasani menyatakan dirinya akan membatalkan turnamen itu, karena pasti tidak berkualitas dan tidak layak jual," urai Azwan.


Catatan ketiga, lanjut Azwan, ada kesepakatan antara PSSI dengan Mahaka yang diwakili Maruarar Sirait. Saat itu, Maruarar menemui Ketua Umum PSSI La Nyalla Mahmud Mattalitti di Singapura. Ia meminta agar PSSI memberi rekomendasi dan perangkat pertandingan di turnamen Piala Presiden.


Kemudian La Nyalla setuju, dengan catatan turnamen piala presiden dijadikan event pre-session ISL untuk kemudian dilanjutkan dengan kompetisi ISL musim 2015/2016 di akhir November 2015.


"Ara (Maruarar Sirait) menyanggupi dan berkomitmen membantu perizinan ISL di Kepolisian. Tetapi ternyata ISL tetap tidak boleh dijalankan oleh Menpora Imam (Nahrawi)," tandas Azwan.


Atas beberapa hal di atas, Azwan menilai pihak promotor yang dipimpin Hasani Abdulgani terbukti tidak komit untuk menjalankan beberapa kesepakatan dengan PSSI.


Bahkan, PSSI merasa tersinggung ketika di acara pembukaan Piala Presiden di Bali beberapa waktu yang lalu PSSI sebagai induk sepak bola nasional, seperti dianggap tidak ada.


"Atas beberapa catatan tersebut, Kesekjen-an PSSI akan memberikan masukan kepada Komite Eksekutif PSSI untuk memberi catatan khusus kepada mereka (promotor Piala Presiden," tutupnya. [initial]

 (esa/asa)