PSSI Diminta Evaluasi Keikutsertaan Lembaga Negara di Kompetisi

PSSI Diminta Evaluasi Keikutsertaan Lembaga Negara di Kompetisi
Akmal Marhali (c) Instagram

Bola.net - - Save Our Soccer (SOS) angkat bicara terkait kembali jatuhnya korban jiwa dalam pelaksanaan kompetisi ini. Lembaga pemantau sepakbola ini meminta PSSI melakukan evaluasi terhadap keikutsertaan lembaga negara di kompetisi sepakbola profesional.

Koordinator SOS, Akmal Marhali menyebut aparat negara harus dikembalikan pada fungsi utama mereka, yaitu menjaga dan mengamankan negara serta menjadi pengayom masyarakat.

"Sangat riskan bila lembaga negara, apalagi aparat penegak hukum seperti TNI dan Polisi ikut terlibat di kompetisi," ujar Akmal.

"Potensi terjadi gesekan di level akar rumput sangat besar. Apalagi, sepakbola melibatkan massa. Aparat keamanan lebih baik dikembalikan ke fungsi utamanya, termasuk menjaga keamanan dan kenyamanan dalam pertandingan sepakbola," sambungnya.

Selain itu, SOS juga meminta PSSI dan Pemerintah, dalam hal ini Kemenpora, melakukan evaluasi total terhadap kompetisi yang sedang berjalan. Mereka menilai, Bentrokan suporter, vandalisme dan anarkisme di lapangan, tak lepas dari kurang tegasnya PSSI dan Pemerintah dalam menegakkan aturan.

“Fungsi pengawasan harus benar-benar di lakukan. Masyarakat hanya ingin hiburan dan sepak bola berprestasi. Bukan sejumlah ‘dagelan’ yang akhirnya menyulut emosi dan mengorbankan nyawa,” Akmal menambahkan.

Sebelumnya, dukacita kembali menyelimuti sepakbola Indonesia. Seorang suporter bernama Banu Rusman meninggal dunia karena aksi pengeroyokan, usai pertandingan Babak 16 Besar Liga 2, antara Persita Tangerang dan PSMS Medan di Stadion Mini Cibinong, Jawa Barat, Rabu .

Banu, yang baru berusia 17 tahun ini, mengalami pendarahan di otak dan sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON), Cawang. Pria yang merupakan anggota Laskar Benteng Viola (LBV), suporter Persita, Korwil Tangerang Selatan, mengembuskan nafas terakhir, Kamis (12/10).

Kericuhan yang terjadi pasca laga Persita Tangerang vs PSMS MedanKericuhan yang terjadi pasca laga Persita Tangerang vs PSMS Medan

Menurut keterangan saksi mata, seusai pertandingan, PSMS melakukan selebrasi kemenangan dengan memberi aplaus dan hormat ke arah penonton di tribun timur. Tidak lama kemudian, suporter Persita, yang berada di tribun selatan, turun ke lapangan sambil membawa spanduk bertuliskan 'BOLA ITU BUNDAR, YAKIN?', yang konon ditujukan kepada manajemen Persita.

Pada saat yang bersamaan, beberapa oknum suporter Persita di ujung tribun selatan, yang berdekatan dengan tribun timur, saling mengolok-olok dengan para prajurit TNI yang menonton di tribun timur. Teriakan olokan semakin panas dan tegang, dan tiba-tiba terjadi provokasi.

Lemparan batu sebesar genggaman tangan melayang beberapa kali ke arah para prajurit TNI. Hal ini sontak memancing kemarahan para prajurit. Tanpa dikomando, para prajurit yang berjumlah ratusan berlari turun ke lapangan hijau. Sebagian meloncat dari padar besi pembatas, sedangkan sebagian turun ke bawah dan merusak pintu besi yang sudah terkunci.

Secara sporadis mereka menyerang suporter La Viola. Beberapa orang oknum prajurit, juga merusak fasilitas stadion, membongkar rangka A-Board.

Mereka merangsek suporter Persita hingga keluar stadion melalui pintu-pintu tribun barat. Sekelompok pasukan Brimob yang lengkap menggunakan tameng dan alat pukul, hanya bisa bersikap pasif dan melindungi beberapa orang suporter yang terjebak di dalam lapangan hijau.

Sementara itu, Akmal meminta agar kasus meninggalnya Banu harus diusut tuntas. Pasalnya, ia menilai hal ini kejadian khusus. Pengeroyokan, sambungnya, dilakukan aparat negara yang datang untuk menyaksikan pertandingan.

"Sudah terlalu banyak tumbal nyawa di sepakbola Indonesia dan tak ada satupun yang tuntas diusut. Akibatnya kejadian terus berulang. Satu nyawa terlalu mahal untuk sepakbola. Ini harus jadi perhatian serius PSSI dan Pemerintah," ucap Akmal.

Mantan jurnalis tersebut menambahkan, selama ini, pengusutan terhadap tewasnya suporter tak pernah tuntas. Pengusutan kerap hanya basa-basi kemudian setelah itu hilang ditelan bumi.

"Perlu langkah nyata dari PSSI dan Pemerintah untuk menuntaskannya. Sepakbola itu bukan tempat mempertontonkan kekuataan, medan pertempuran, maupun kuburan untuk korban yang berjatuhan. Sepakbola adalah hiburan, panggung mengekspresikan kegembiraan dan tempat meluapkan kebahagiaan," tandasnya.

(den/dim)