Piala Menpora Digelar di Tengah Pandemi, Ini Kata Dokter Tim Arema FC

Piala Menpora Digelar di Tengah Pandemi, Ini Kata Dokter Tim Arema FC
Sesi Latihan Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Senin (22/2/2021) (c) Bola.net/Dendy Gandakusumah

Bola.net - Dokter tim Arema FC, dr Nanang Tri Wahyudi Sp.KO, angkat bicara soal digelarnya Piala Menpora 2021 di tengah pandemi Covid-19, yang belum lagi mereda ini. Menurutnya, gelaran turnamen ini tak perlu mengundang kekhawatiran berlebih.

"Secara medis tidak ada masalah," ucap Nanang, beberapa waktu lalu.

"Tidak mungkin olahraga dihentikan lebih lama lagi. Mau sampai kapan?" sambungnya.

Menurut Nanang, jika kegiatan olahraga dihentikan lebih lama lagi, akan muncul masalah baru. Masalah tersebut, sambungnya, berkaitan dengan nasib pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan keolahragaan.

"Namun, kalau memang negara bisa memberi subsidi kepada pihak-pihak ini ya nggak apa-apa," tuturnya.

Sebelumnya, muncul sejumlah suara sumbang terkait gelaran Piala Menpora, yang rencananya akan dihelat mulai akhir Maret 2021. Hal ini tak lepas dari pandemi Covid-19, yang belum sepenuhnya mereda.

Simak artikel selengkapnya di bawah ini.

1 dari 2 halaman

Adaptasi New Normal

Adaptasi New Normal

Dr Nanang Tri Wahyudi SpKO (kanan) (c) Bola.net/Dendy Gandakusumah

Lebih lanjut, Nanang menilai, ada langkah terbaik ketika menggelar turnamen atau kompetisi dalam masa pandemi Covid-19 seperti ini. Menurut alumnus Universitas Gajah Mada ini, langkah tersebut adalah beradaptasi.

"Dengan kondisi seperti ini, kita harus beradaptasi. Nah, adaptasi ini dengan menerapkan protokol kesehatan," papar Nanang.

"Menurut saya, penerapan protokol kesehatan ini sudah cukup," ia menambahkan.

2 dari 2 halaman

Risiko Lebih Kecil Ketimbang Pekerja Kantoran

Risiko Lebih Kecil Ketimbang Pekerja Kantoran

Sesi latihan fisik Arema FC (c) Bola.net/Dendy Gandakusumah

Nanang menyebut, jika ingin ideal, ada hal lain yang lebih urgen dilakukan ketimbang terus-menerus menunda gelaran olahraga. Hal tersebut sambung pria berusia 41 tahun ini adalah menghentikan kegiatan dalam ruangan, termasuk di kantor.

"Kalau mau ideal, yang justru nggak boleh kerja adalah orang kantoran," ungkap Nanang.

"Yang lebih berbahaya ini bukan yang di lapangan, tapi justru yang di dalam ruangan," ia menandaskan.

(Bola.net/Dendy Gandakusumah)