
Bola.net - Pengamat sepak bola nasional, Raja Parlindungan Pane, mengatakan bukan hal mudah dalam mengelola tim nasional Indonesia. Karena itu, apa yang dicapai Timnas dalam berbagai even, tetap tidak boleh lupa untuk mengapresiasi Badan Tim Nasional (BTN).
Apalagi, ditegaskannya, sekarang jangan ada lagi budaya saling menyalahkan. Terlebih, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) saat ini sudah menyatu dan menjalankan tugasnya dengan baik.
Bahkan, dibuktikan BTN dengan menyiapkan perangkat pendukung untuk Timnas di berbagai level usia. Yaitu, divisi High Performance Unit (HPU) yang berisi tim analis lawan, tim statistik pertandingan, hingga kelengkapan data dan video calon lawan. Selain itu. BTN juga memastikan semua pemain yang cedera akibat training centre (TC) dipulihkan atau disembuhkan. Sehingga, kembali ke klub seperti ketika datang ke TC.
"Selain itu, BTN juga tidak pernah terlibat secara teknikal dalam menentukan pemain atau pola latihan dan skema bermain yang disusun pelatih. Karena, itu hak prerogatif pelatih. Jadi, bukan hal yang mudah mengelola Timnas dengan baik," tuturnya.
Raja menambahkan, BTN gagal apabila Timnas tidak bisa menggelar TC karena tidak ada sarananya, atau tidak bisa menyiapkan fasilitas penunjang TC, seperti hotel, konsumsi dan perlengkapan.
"BTN gagal apabila Timnas tidak bisa berangkat ke ajang (event) yang diikuti, karena tidak mendapatkan penerbangan atau sarana transportasi. Atau tim tidak terurus di lokasi event," tukasnya.
"Faktanya, semua tugas dan fungsi BTN telah dilakukan dengan maksimal dan tidak ada masalah terkait fasilitasi dan hospitality. Soal bagaimana pola, skema, strategi dan taktik bermain 2x45 menit di lapangan, adalah domain pelatih," pungkasnya. (esa/dzi)
Apalagi, ditegaskannya, sekarang jangan ada lagi budaya saling menyalahkan. Terlebih, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) saat ini sudah menyatu dan menjalankan tugasnya dengan baik.
Bahkan, dibuktikan BTN dengan menyiapkan perangkat pendukung untuk Timnas di berbagai level usia. Yaitu, divisi High Performance Unit (HPU) yang berisi tim analis lawan, tim statistik pertandingan, hingga kelengkapan data dan video calon lawan. Selain itu. BTN juga memastikan semua pemain yang cedera akibat training centre (TC) dipulihkan atau disembuhkan. Sehingga, kembali ke klub seperti ketika datang ke TC.
"Selain itu, BTN juga tidak pernah terlibat secara teknikal dalam menentukan pemain atau pola latihan dan skema bermain yang disusun pelatih. Karena, itu hak prerogatif pelatih. Jadi, bukan hal yang mudah mengelola Timnas dengan baik," tuturnya.
Raja menambahkan, BTN gagal apabila Timnas tidak bisa menggelar TC karena tidak ada sarananya, atau tidak bisa menyiapkan fasilitas penunjang TC, seperti hotel, konsumsi dan perlengkapan.
"BTN gagal apabila Timnas tidak bisa berangkat ke ajang (event) yang diikuti, karena tidak mendapatkan penerbangan atau sarana transportasi. Atau tim tidak terurus di lokasi event," tukasnya.
"Faktanya, semua tugas dan fungsi BTN telah dilakukan dengan maksimal dan tidak ada masalah terkait fasilitasi dan hospitality. Soal bagaimana pola, skema, strategi dan taktik bermain 2x45 menit di lapangan, adalah domain pelatih," pungkasnya. (esa/dzi)
Advertisement
Berita Terkait
-
Tim Nasional 26 November 2014 22:02
-
Tim Nasional 26 November 2014 21:01
-
Tim Nasional 26 November 2014 20:46
-
Tim Nasional 26 November 2014 18:51
-
Tim Nasional 26 November 2014 15:51
LATEST UPDATE
-
Otomotif 21 Maret 2025 11:00
-
Liga Inggris 21 Maret 2025 11:00
-
Liga Inggris 21 Maret 2025 10:56
-
Liga Inggris 21 Maret 2025 10:42
-
Liga Spanyol 21 Maret 2025 10:30
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 10:22
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...