
Bola.net - Yanuar Hermansyah angkat bicara soal pengalamannya bergaul dengan masyarakat Papua, yang belakangan ini menjadi sorotan akibat terjadinya sejumlah insiden rasisme pada mereka. Pelatih Kiper Arema FC tersebut menegaskan bahwa masyarakat Papua sejatinya tak banyak berbeda dari suku-suku lain di Indonesia.
Sebelumnya, serangkaian insiden bernuansa rasisme sempat terjadi pada kelompok masyarakat Papua beberapa waktu lalu. Insiden ini bermula dari persekusi yang diterima sejumlah mahasiswa asal Papua di beberapa daerah, termasuk Kota Malang.
Sebagai balasan persekusi bernuansa rasis yang diterima warga mereka di rantau, berbagai kalangan masyarakat menggelar aksi unjuk rasa di beberapa wilayah di Papua.
Advertisement
Insiden persekusi dan sentimen rasisme ini memancing perhatian sejumlah pihak. Tak kurang dari Presiden Joko Widodo sudah berkomentar soal hal ini.
Menurut Yanuar, sejatinya, tindakan rasisme yang terjadi, khususnya pada masyarakat Papua, sangat salah kaprah. Pasalnya, pria berusia 54 tahun ini menambahkan, tak ada beda antara masyarakat Papua dan suku bangsa lain di Indonesia.
"Sama saja. Tidak ada bedanya. Ketika kita hormat pada mereka, mereka akan lebih hormat pada kita," kata Yanuar, pada Bola.net.
Begal, sapaan karib Yanuar, tak asing lagi dengan masyarakat Papua. Pasalnya, ia sempat menjadi pelatih kiper di Persiwa Wamena.
Menurut Begal, pengalamannya di Persiwa membuatnya sedikit banyak paham soal masyarakat Papua. Menurutnya, masyarakat di sana sangat terbuka untuk bergaul dengan pendatang-pendatang sepertinya.
"Asal kita bisa membawa diri, mereka sangat terbuka dan welcome pada kita," tuturnya.
Apa lagi pengalaman Begal selama di Papua? Simak di Bawah ini.
Terpikat Rasa Humor Papua
Menurut Begal, selama di Papua, ia kerap ikut nongkrong bersama warga setempat. Tujuannya? Apa lagi kalau bukan untuk mendengar cerita-cerita lucu khas masyarakat Papua yang khas.
"Saya mencari cerita-cerita lucu dan mop-mop mereka," papar Begal.
"Saking humorisnya, ada satu grup di Papua yang sering muncul di media sosial dengan guyonan-guyonan khas mereka," sambungnya.
Ikut Aksi Antirasisme
Begal sendiri mengaku prihatin dengan adanya insiden bernuansa rasis yang terjadi beberapa waktu lalu. Karenanya, bersama dengan para penggawa Arema lainnya, ia ikut dalam sebuah video singkat yang mengampanyekan antirasisme.
Video berdurasi 12 detik ini dibuka dengan gambar kibaran bendera Merah Putih. Kemudian, gambar menyorot para penggawa dan tim pelatih Arema FC yang mengatakan, "Kami, keluarga besar Arema FC, mengucapkan: Stop Rasis. Kita semua Indonesia." Video ini dibuat di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, Rabu (22/08), sebelum latihan.
"Ini merupakan keprihatinan kami dan seruan kami agar pihak-pihak yang masih melakukan tindakan rasis bisa menghentikan ulah mereka tersebut," tandas Begal.
(Bola.net/Dendy Gandakusumah)
Advertisement
Berita Terkait
-
Olahraga Lain-Lain 3 September 2015 08:00
-
Olahraga Lain-Lain 1 September 2015 12:16
Freeport Dukung Lomba Lari 10K Lintas Batas RI - Papua Nugini
-
Bola Indonesia 18 September 2012 21:00
Finalis Sepakbola PON XVIII Ingin Bermain di Stadion Utama Riau
-
Bola Indonesia 10 Mei 2012 20:00
-
Bola Indonesia 9 Mei 2012 16:45
LATEST UPDATE
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 13:15
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 13:01
-
Tim Nasional 21 Maret 2025 12:57
-
Otomotif 21 Maret 2025 12:56
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 12:55
-
Tim Nasional 21 Maret 2025 12:53
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...