
Bola.net - Akmal Marhali santai menanggapi pernyataan dan kecaman sejumlah pihak, termasuk manajemen Arema FC, terkait ucapannya pada acara diskusi bertajuk 'PSSI Harus Baik' di Graha Pena, Surabaya, Senin (17/12) lalu. Koordinator Save Our Soccer (SOS) ini menyebut para pemrotes dan pengecam ini tak paham dengan konteks ucapannya.
Menurut Akmal, kebanyakan para pemrotes ini tak menangkap pesan pernyataannya secara utuh. Mereka, sambung eks jurnalis salah satu media olahraga nasional ini, hanya memahami pesannya secara parsial.
"Akibatnya, ia membuat kesimpulan yang salah," ujar Akmal, pada Bola.net, Rabu (19/12) dini hari.
Advertisement
"Seharusnya mereka memahami pesannya secara utuh," sambungnya.
Sebelumnya, pada acara diskusi yang dihelat salah satu media nasional ini, Akmal menyoroti raihan Arema FC dan PSIS pada akhir musim, yang mampu berada di papan tengah. Padahal, kedua tim ini sempat beberapa pekan terdampar di zona degradasi.
"Seperti Arema dan PSIS, awal musim di bawah tapi bisa naik. Akhrinya orang menyimpulkan ini bukan kaitannya dengan PSIS dan Arema bangkit dari keterpurukan, tapi karena adanya orang dalam. Untuk hal semacam ini harus dibersihkan,” ucap Akmal,dalam kesempatan tersebut.
Apa maksud Akmal dengan pernyataannya tersebut? Simak penjelasannya di bawah ini.
Soroti Rangkap Jabatan
Akmal menyebut bahwa pernyataannya ini muncul ketika ia sedang mengulas soal rangkap jabatan.
Menurutnya, rangkap jabatan tak boleh lagi terjadi karena akan memunculkan conflict of interest. Karenanya, pihak bersangkutan harus memilih antara PSSI atau klub.
"Jangan dirangkap, nanti akan memunculkan banyak opini negatif. Seperti Arema dan PSIS yang di awal terpuruk, lalu putaran kedua bangkit. Akhirnya, orang menyimpulkan bla bla bla... Ini pesan saya waktu itu," paparnya.
Menurut Akmal, ia sangat menghargai perjuangan pemain. Karenanya, ia harap fenomena rangkap jabatan pengurus klub dan federasi harus disudahi.
"Hal ini agar setiap keberhasilan tak melulu dikaitkan dengan adanya orang dalam. Ini sama halnya dengan orang menyimpulkan Persija juara karena Joko Driyono. Akhirnya, kebanggaan juara tidak sempurna," tegasnya.
Pertanyakan Somasi
Lebih lanjut, Akmal mengaku tak paham dengan ancaman somasi. Pasalnya, menurut pria berusia 40 tahun tersebut, tak ada yang salah dengan pernyataannya, apabila dipahami sesuai konteks dan tidak sepotong-sepotong.
"Mereka kan bisa lihat video streamingnya. Lagian siapa yang bilang match fixing atau pengaturan skor? Ada-ada saja," tukasnya.
Lebih lanjut, Akmal juga menggarisbawahi agar suporter juga harus mendapat edukasi, terutama untuk melepaskan mereka dari fanatisme buta. Akibat fanatisme buta, ia menambahkan, suporter kerap dibutakan sehingga tak bisa berpikir objektif.
"Akibatnya, mereka langsung ngamuk tanpa melihat dan memahami apa yang disampaikan," tandasnya.
Video Menarik
Berita video Manchester United resmi mengumumkan telah memecat Jose Mourinho pada Selasa (18/12/2018).
Advertisement
Berita Terkait
-
Bola Indonesia 18 Desember 2018 00:44
-
Bola Indonesia 8 Desember 2018 07:51
-
Bola Indonesia 4 Desember 2018 05:05
-
Bola Indonesia 4 Desember 2018 02:12
SOS Minta Dugaan Match Fixing Eks Exco PSSI Hidayat Tetap Diusut
-
Bola Indonesia 1 Desember 2018 01:43
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 21 Maret 2025 12:57
-
Otomotif 21 Maret 2025 12:56
-
Tim Nasional 21 Maret 2025 12:53
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 12:45
-
Otomotif 21 Maret 2025 12:34
-
Tim Nasional 21 Maret 2025 12:15
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...