Panas, Persebaya dan Bhayangkara SU Gagal Disatukan

Panas, Persebaya dan Bhayangkara SU Gagal Disatukan
Persebaya dan Bhayangkara SU Gagal Disatukan (c) Istimewa
- Upaya jajaran petinggi Polri dan PT Gelora Trisula Semesta (GTS) untuk menyatukan Persebaya Surabaya dengan Bhayangkara Surabaya United, menemui jalan buntu. Sebab kedua belah pihak sepertinya enggan untuk bergandengan tangan, dan berjalan di jalur yang sama.


Pertemuan yang digelar di gedung Tri Brata Mapolda Jawa Timur (Jatim), Rabu (20/4) sore itu dihadiri oleh Kapolda Jatim, Irjen Pol Anton Setiadi dan Kapolda Jateng,  Irjen Pol. Condro Kirono. Dua peringgi PT GTS, yakni Joko Driyono dan Yeyen Tumena juga turut serta hadir dalam pertemuan tersebut.


Dari kubu Persebaya, nampak petinggi PT Persebaya Indonesia (PI) seperti Cholid Goromah, Saleh Hanifah dan Chusnul Faried. Sedangkan dari kubu Bhayangkara SU diwakili Gede Widiade, Haruna Soemitro dan Mahrus Afief.


"Kami ingin membantu membangkitkan persepakbolaan nasional, salah satunya dari Surabaya. Kita semua tentu berharap dualisme ini bisa segera selesai," kata Condro Kirono.


Polri menyediakan tawaran menggiurkan, yakni menyelesaikan hutang Persebaya dengan mengguyurkan dana Rp 7 miliar. Tawaran ini disepakati kedua belah pihak. Kebuntuhan baru muncul setelah kedua belah kubu membahas penyatuan 30 klub internal.


Penyebabnya, Joko Driyono meminta 20 yang dikomando oleh Cholid, mendukung Gede.‬ Permintaan tersebut tegas ditolak oleh ke-20 klub itu. "Sebelum menyatukan Persebaya, kita terlebih dulu harus membuat 30 klub internal ini kembali. Karena dengan itulah persebaya menjadi utuh," tegas pria asal Ngawi ini.


Suasana juga menegang saat membahas nama dan logo baru klub. Lagi-lagi penolakan datang dari Cholid dan kolega. Karena tak sepaham, kubu Persebaya memilih keluar ruangan. Pertemuan ini pun deadlock. [initial]


 (faw/asa)