Oddang: Pemain Capek Dengan Janji Manajemen

Oddang: Pemain Capek Dengan Janji Manajemen
Andi Oddang © Rachmatullah
Bola.net -

Para pemain yang membela PSM Makassar musim mencoba memikat hati manajemen dengan mengikuti latihan selama 10 hari. Mereka berharap, setelah melihat loyalitas, manajemen akan tergerak hatinya dan menyodorkan draft kontrak.


Namun, harapan tersebut tidak juga menjadi kenyataan. Sampai saat ini, manajemen belum juga menyodorkan kontrak kepada pemain, bahkan sekedar bicara pun tidak dilakukan. Hal ini membuat Andi Oddang kecewa pada manajemen.


Kapten PSM musim lalu itu menilai jika manajemen tidak terbuka pada pemain. Makanya, para pemain sepakat untuk menghentikan latihan sampai manajemen menepati janjinya.


"Semua pemain sudah capek  dengan janji. Kontrak belum ada. Parahnya, mes dan kebutuhan pemain lainnya dalam berlatih seperti vitamin juga tidak ada. Kalau dipaksakan latihan bisa-bisa pemain pada sakit semua," sesal Oddang.


“Beberapa hari lalu saya sempat bicara dengan Pak Rully. Dia mengaku masih mencari jalan keluar untuk ini semua. Termasuk soal kontrak dan lain-lain. Tetapi, semua pemain sudah capek diberi janji-janji terus. Berhenti latihan adalah jalan satu-satunya untuk mengingatkan manajemen,” tandasnya.


Satu-satunya pemain asing yang masih tersisa, Ilija Spasojevic, juga mengatakan sangat kecewa dengan manajemen. Menurutnya, manajemen tidak menghargai loyalitas dan usah pemain selama ini.


"Terus terang saya kecewa karena manajemen tidak pernah menghubungi atau menemui pemain selama latihan sekaligus memberi penjelasan perihal penundaan kontrak. Saya sudah ke Jakarta karena tinggal di Makassar juga tidak jelas," ujar Spaso.


Sementara CEO PT Pagolona Sulawesi Mandiri (PSM), Rully Habibie, mengakui masih sering berkomunikasi dengan pemain. Tapi, dia belum sempat menemui mereka dengan alasan sibuk mengurusi berbagai hal terkait kesiapan tim menyambut kompetisi musim depan.


"Belum ada kontrak buat pemain. Kita sangat hati-hati karena butuh anggaran besar. Sejak PSM dikelola perusahaan, maka semua pengeluaran tentunya harus persetujuan komisaris perusahaan dan yayasan," terang Rully.

 (nda/dzi)