Nyaris Setahun Berlalu, Ini 5 Musisi Indonesia yang Sempat Menyuarakan Tragedi Kanjuruhan

Nyaris Setahun Berlalu, Ini 5 Musisi Indonesia yang Sempat Menyuarakan Tragedi Kanjuruhan
Aksi solidaritas untuk Tragedi Kanjuruhan yang digelar Persebaya dan Bonek di area Tugu Pahlawan Surabaya (c) Ofisial Persebaya

Bola.net - Sudah nyaris setahun berlalu sejak tragedi terburuk di sepak bola Indonesia, Tragedi Kanjuruhan, terjadi. Banyak hal terjadi setelah tragedi yang menewaskan 135 orang tersebut terjadi pada 1 Oktober 2022.

Yang layak menjadi catatan adalah proses pencarian keadilan bagi para keluarga korban tragedi tersebut. Terakhir, laporan model B mereka dihentikan prosesnya oleh pihak kepolisian. Bahkan, angin juga sempat dijadikan kambing hitam atas terjadinya tragedi tersebut.

Lika-liku proses pencarian keadilan, juga keprihatinan atas terjadinya Tragedi Kanjuruhan, menjadi inspirasi bagi sejumlah musisi Indonesia. Mereka menyuarakan rasa sedih, marah, dan kecewa melalui sejumlah lagu yang bertema Tragedi Kanjuruhan.

Siapa saja para musisi yang menyuarakan duka dan keprihatinan mereka atas terjadinya Tragedi Kanjuruhan? Berikut lima di antara mereka.

1 dari 5 halaman

Iksan Skuter

Hanya berselang beberapa jam setelah Tragedi Kanjuruhan terjadi, Iksan Skuter sudah menyuarakan keresahan hatinya terkait tragedi ini melalui sebuah tembang. Lagu ciptaan eks personel Putih Band tersebut dijuduli Oktober Hitam.

Dalam lagu tersebut, Iksan mengungkapkan keresahannya terhadap salah satu biang tragedi ini. Ia menyoroti komodifikasi terhadap fanatisme suporter dalam bisnis sepak bola Indonesia.

Selain itu, Iksan juga tepat menggambarkan perjalanan sepak bola Indonesia pasca-Tragedi Kanjuruhan. Bisnis sepak bola Indonesia tetap menjual fanatisme dan akhirnya melupakan Tragedi Kanjuruhan.

"Lalu fanatisme terus dikobarkan
Lalu iklan-iklan saling berebutan
Lalu kepentingan makin berbenturan
Lalu kita sibuk saling menyalahkan

Lalu besok lusa kita dibodohkan
Lalu semuanya kembali berjalan
Lalu yel-yel perang makin lantang dikumandangkan
Lalu kita lagi yang menjadi korban"

2 dari 5 halaman

Sindy Purbawati

Tragedi Kanjuruhan juga mengundang rasa prihatin sosok pesinden dan penembang campursari, Sindy Purbawati. Ia pun menyanyikan tembang karangan Iswanto, atau yang tenar dipanggil Pancal 15, berjudul Kidung Kanjuruhan.

Dalam lagu berbahasa jawa ini, Sindy mendaraskan lirik-lirik berisi kesedihan atas meninggalnya ratusan korban tak berdosa dalam tragedi tersebut. Ia pun menggambarkan suasana panik yang terjadi ketika ribuan orang berdesakan mencari pintu keluar di tengah kekacauan tribune akibat tembakan gas air mata.

Selain melalui lagu berjudul Kidung Kanjuruhan, penyanyi berusia 32 tahun tersebut juga merilis lagu berjudul Kanjuruhan Ninggal Pati. Lagu ini pun menggambarkan kesedihan akibat Tragedi Kanjuruhan.

3 dari 5 halaman

Pakdhe Baz

Musisi lain yang juga menyuarakan keprihatinan dan rasa dukanya atas Tragedi Kanjuruhan adalah Baskoro Surya Raspudi. Musisi yang memiliki nama panggung Pakdhe Baz ini menyuarakan rasa dukanya melalui lagu berjudul Kanjuruhan Malang.

Pakdhe Baz mengambil sudut pandang keluarga yang harus kehilangan sanak saudaranya dalam tragedi tersebut. Melalui tembang berbahasa jawa ini, musisi asal Ngawi tersebut juga mengungkapkan kerinduan keluarga korban yang tak bisa lagi bertemu untuk melepas rindu dengan 135 korban meninggal di tragedi tersebut.

Lagu ini kemudian dibuatkan video klip dan diunggah ke Youtube, sepekan setelah Tragedi Kanjuruhan. Dalam video klip tersebut, tampil juga Wakil Bupati Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko, yang menyampaikan pesan duka cita kepada seluruh keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.

4 dari 5 halaman

Iwan Fals

Empat hari setelah malam tragedi di Kanjuruhan, Iwan Fals merilis sebuah lagu. Lagu berjudul Kanjuruhan tersebut berisi keprihatinan Sang Legenda atas jatuhnya ratusan korban di stadion kandang Arema FC tersebut.

Melalui lagunya, Iwan Fals mengungkapkan bahwa banyak pelajaran soal kebodohan dan kemunafikan dalam tragedi tersebut. Namun, ia tak secara gamblang menyebut kebodohan dan kemunafikan apa saja yang dimaksud.

Iwan Fals, dalam lagu ini, tak sekadar menyebut bahwa para korban terinjak-injak sesama suporter. Namun, ia juga menyebut adanya gas air mata dalam tragedi ini. Ia juga menyebut adanya ruang terkunci dan napas tersedak sesak. Hal-hal yang terjadi pada tragedi tersebut.

Menutup lagunya, Iwan Fals mengungkap kemalangan yang harus dialami para korban tragedi tersebut. Namun, ia juga memanjatkan keyakinan bahwa para korban ini bakal mendapat jalan yang terang benderang di alam sana.

5 dari 5 halaman

Karat

Band heavy metal asal Malang, Karat, tak mau ketinggalan dalam memberikan penghormatan terhadap korban-korban dari tragedi ini. Pada medio Agustus 2023 lalu, mereka merilis lagu berjudul Black Sunday.

Melalui lirik-lirik lagu ini, Karat menggambarkan terjadinya tragedi ini. Mereka juga mengungkapkan perjuangan untuk mengejar keadilan bagi para korban Tragedi Kanjuruhan.

Selain melalui lirik, Karat juga mengenang tragedi ini melalui klip video yang mereka rilis. Dalam video ini juga ditampilkan sosok Devi Atok, yang kehilangan dua putri kesayangannya akibat tragedi ini.

(Bola.net/Dendy Gandakusumah)