Muncul Rencana Liga 2 Keluar dari PT LIB dan Ganti Dikelola PT LIM

Muncul Rencana Liga 2 Keluar dari PT LIB dan Ganti Dikelola PT LIM
Liga 2 (c) Bola.com/Adreanus Titus

Bola.net - Klub Liga 2 2020 mulai sadar diri. Bahwa mereka juga punya nilai jual tinggi, dan berhak memiliki saham di perusahaan yang menggelar kompetisi.

Selama ini, tim Liga 2 yang berada di bawah PT Liga Indonesia Baru (LIB) tidak mendapatkan jatah saham. Saham mayoritas dikuasai oleh klub Liga 1, dengan satu persen dimiliki PSSI selaku otoritas tertinggi sepak bola di Tanah Air.

Oleh sebab itu, sebanyak 24 klub Liga 2 musim ini melontarkan wacana pembentukan perusahaan baru, sebagai penyelenggara kompetisi kasta kedua tersebut. Bahkan, wacana ini dibarengi dengan munculnya nama perusahaan yaitu PT Liga Indonesia Modern (LIM).

Presiden Persiba Balikpapan, Gede Widiade misalnya. Ia mengemukakan pentingnya pembentukan perusahaan baru untuk menaungi kompetisi Liga 2.

Bahkan sejatinya tidak melulu soal pembagian saham, tetapi juga mengurangi beban pekerjaan LIB. Selama ini, LIB dianggap sudah kelebihan muatan sehingga kerap tidak fokus.

"Jadi ini membantu PT LIB untuk mengurangi beban secara bertahap, agar subsidi yang selama ini diberikan kepada klub Liga 2 bisa dialihkan untuk pembinaan di asprov, askot, atau askab," ujar Gede, kepada Bola.net, Rabu (3/6).

Sebaliknya untuk klub Liga 2, dengan mendirikan perusahaan baru yang tentu juga melibatkan PSSI di dalamnya maka bisa belajar mandiri. Tidak selalu menggantungkan subsidi dari LIB.

Lebih dari itu, dengan didirikannya perusahaan operator kompetisi untuk Liga 2 diharapkan dengan sendiri kualitasnya menjadi tambah oke. Performa klub pun juga bakal terangkat.

"Tidak ada persaingan pengelolaan Liga 1 dan Liga 2. Kalau diumpamakan Liga 1 adalah Mercy, maka Liga 2 adalah Avanza," Maka yang akan kita tingkatkan adalah kualitas performa Avanza itu secara bertahan," kata mantan Direktur Utama Persija Jakarta ini.

Namun ditegaskan Gede, perusahaan operator kompetisi Liga 2 ini masih wacana. Bahkan, berupa janin pun belum.

Jadi, sifatnya masih sebatas tukar pendapat antarsesama pengurus liga. Untuk mencari rumusan pembiayaan yang ideal dan maksimal.

"Prinsipnya ini untuk membantu pendapatan klub Liga 2 sebagai pengganti subsidi, karena klub bukan pemegang saham di PT LIB," ujar Gede.

Baca halaman berikutnya ya Bolaneters.

1 dari 1 halaman

Orang Profesional

Walau masih sebatas mimpi, beberapa klub Liga 2 menginginkan orang-orang yang mengelola LIM dari kalangan profesional. Hal ini untuk menghindari bias dengan perusahaan pengelola Liga 1.

"Idealnya ya dari kalangan profesional supaya bisa jadi pembanding dengan Liga 1," tutur Gede.

"Lha kalau sama dengan Liga 1, ya tidak ada benefit yang kita harapkan," imbuhnya.

(Bola.net/Fitri Apriani)