Mesin Pencetak Pemain Bintang Kembali Menggaung di Surabaya

Mesin Pencetak Pemain Bintang Kembali Menggaung di Surabaya
Laga Al-Rayyan versus Indonesia Muda (c) Persebaya.id

Bola.net - - Siapa tak kenal Bejo Sugiantoro, Uston Nawawi, Budi Sudarsono dan Anang Ma'ruf di era 90-an hingga 2000, atau Andik Vermansah dan Evan Dimas Darmono yang menjadi rebutan klub-klub besar di tanah air hingga ke Negeri Jiran, Malaysia.

Nama-nama di atas adalah generasi emas yang lahir dari kompetisi internal Persebaya. Kompetisi yang belakangan menjadi agenda rutin sebagai mesin pencetak pemain hebat di Kota Pahlawan.

Sejak diputar pertama kali, kompetisi internal Persebaya selalu menelurkan pemain bintang pada masanya. Bahkan menjadi yang cukup produktif dalam menyokong kekuatan timnas Indonesia.

Para penggawa Garuda Nusantara saat ini juga banyak diisi oleh pemain jebolan kompetisi internal Persebaya. Sebut saja Evan Dimas Darmono, Hansamu Yama Pranata, Satria Tama, Rachmat Irianto hingga Andik Vermansah.

Komposisi pemain Persebaya di kompetisi Liga 1 2018 pun sebagian besar adalah produk intenal. Mereka adalah Sidik Saimima, Rendi Irwan, Rachmat Irianto, Abu Rizal Maulana, Misbakus Solikin, Dimas Galih, M. Syaifuddin dan Adam Maulana.

Mereka pun tidak kalah bersaing, bahkan pada kompetisi Liga 2 musim 2017, jebolan klub Al-Rayyan, Misbakus Solikin menjadi top skor Persebaya. Sebelum akhirnya harus menepi cukup lama karena cedera.

Keberadaan kompetisi Internal ini diakui memang memberikan pengaruh besar. Karena para talenta muda ditempa layaknya bermain di kompetisi profesional, sehingga secara fisik, teknik maupun mental sudah terasah dengan baik.

"Makanya pemain dulu, naik ke senior itu bukan barang langka, mereka memang mampu. Karena di sini [kompetisi internal] dididik dengan keras," ungkap Bejo Sugiantoro, salah satu legenda hidup Persebaya kepada Bola.net.

Atas alasan itulah, Bejo cukup optimis jika tradisi ini terus dipertahankan sebagai wadah pembinaan talenta muda, pastinya akan terus lahir pemain-pemain bintang dari Surabaya yang bisa menjadi penerus Andik Vermansah dan kawan-kawan.

Mantan pemain Persebaya lainnya, Seger Sutrisno yang kini menukangi salah satu klub internal Persebaya, Indonesia Muda, juga mengakui bahwa keberadaan kompetisi internal berkontribusi besar dalam melahirkan talenta hebat.

"Saya senang sekali, bibit-bibit pemain di timnas Indonesia maupun Persebaya dari internal semua," tutur Seger Sutrisno.

"Alhamdulillah sekarang juga ada peningkatan [kompetisi internal], lebih meriah dari sebelum-sebelumnya," timpalnya.

Dan, terhitung tanggal 10 Februari 2018, kompetisi yang sempat meredup akibat sanksi pembekuan terhadap Persebaya oleh PSSI selama kurang lebih empat tahun, kembali menggaung di Surabaya hingga beberapa bulan ke depan.

Kebangkitan itu ditandai dengan pertandingan penuh gengsi antara Al-Rayyan melawan Indonesia Muda. Dua klub yang cukup banyak menyumbangkan pemain dalam skuat Bajul Ijo musim ini.

Diikuti 20 klub internal, kompetisi yang diputar di tempat yang sakral, yakni di Lapangan Persebaya, Jalan Karanggayam No. 1, Surabaya, diharapkan mampu mempertahankan tradisi, yaitu melahirkan pemain-pemain bintang.

"Target kita mencetak pemain sebanyak-banyaknya," tegas Saleh Hanifah, Direktur Amatir Persebaya.

Sedangkan Presiden Klub Persebaya, Azrul Ananda mengatakan bahwa kompetisi internal merupakan aset yang tak dimiliki klub mana pun di Indonesia. Dan sudah membentuk sebuah piramid lengkap yang puncaknya adalah Persebaya senior.

"Tinggal sekarang bagaimana mensinkronkan piramid itu. Jadi bagaimana spesifikasi di kompetisi internal nanti benar-benar matching dengan kebutuhan di pucuk piramidnya," jelas Azrul.

"Kalau itu bisa terjadi, maka ini akan menjadi sumber pemain yang tiada duanya di Indonesia," pungkasnya.