
Bola.net - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo meminta semua pihak tidak mempermasalahkan keberadaan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) sepanjang tidak melakukan hal-hal yang merugikan persepakbolaan nasional.
"KPSI semacam organisasi yang bisa dibentuk siapa saja dan dimana saja. Tidak perlu dipermasalahkan sepanjang tidak mengganggu PSSI," ucap Roy Suryo seperti dilansir Antara.
Menurut dia, proses rekonsiliasi persepakbolaan nasional saat ini sedang berjalan termasuk akan digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Hotel Borobudur Jakarta, 17 Maret nanti. Untuk itu harus disukseskan.
"Kongres ini harus dilaksanakan dengan baik. Jangan sampai ada kongres lain," kata politisi dari Partai Demokrat itu.
KPSI terbentuk karena ada pihak yang tidak puas dengan kinerja PSSI dibawah kepemimpinan Djohar Arifin Husin termasuk dampak dari pemecatan empat anggota Komite Eksekutif (La Nyalla Mattalitti, Roberto Rouw, Erwin Dwi Budiawan dan Tony Aprilani).
Empat anggota Komiter Eksekutif yang didukung oleh beberapa pengurus provinsi dan klub ini bahkan membentuk federasi sepak bola tersendiri atau lebih dikenal dengan PSSI versi Kongres Luar Biasa (KLB) Ancol.
Organisasi yang dipimpin oleh La Nyalla Mattalitti ini juga memiliki kompetisi seperti halnya kompetisi resmi di bawah pimpinan PSSI Djohar Arifin Husin. Bahkan sempat membentuk timnas sendiri meski akhirnya keberadaannya tidak diakui.
Dampak dari keberadaan dua federasi dan dua kompetisi, Indonesia terancam mendapatkan sanksi FIFA dengan batas waktu 20 Maret. Namun, permasalahan ini mendapatkan titik terang dengan adanya Nota Kesepahaman (MoU) antara PSSI-KPSI di Kuala Lumpur, 7 Juni 2012.
MoU tersebut berisikan empat poin yaitu revisi statuta, penggabungan liga (IPL dan ISL), pengangkatan kembali empat EXCO serta melaksanakan kongres berdasarkan voters KLB Solo. Agenda ini disambut baik oleh kedua belah pihak dengan menggelar kongres di Jakarta, 17 Maret nanti.
Dengan adanya kesepakatan ini La Nyalla Mattalitti langsung menegaskan jika KPSI akan dibubarkan setelah kongres. Hanya saja pernyataan itu kembali diralat setelah mendapatkan kepastian jika Kongres PSSI 17 Maret berdasarkan surat FIFA Selasa (5/3)adalah KLB.
"Kalau tetap KLB maka KPSI tidak akan bubar karena dalam MoU tahun lalu menyebutkan hanya kongres biasa," kata La Nyalla Mattalitti saat dikonfirmasi wartawan.
Menurut dia, dalam rapat Komite Eksekutif PSSI pihaknya telah meminta agenda kongres ditambah atau tidak hanya empat poin sesuai dengan MoU. Hal ini dilakukan karena dalam kurun dua tahun PSSI di bawah pimpinan Djohar Arifin Husin dinilai tidak pernah menggelar kongres biasa atau tahunan. (ant/mac)
"KPSI semacam organisasi yang bisa dibentuk siapa saja dan dimana saja. Tidak perlu dipermasalahkan sepanjang tidak mengganggu PSSI," ucap Roy Suryo seperti dilansir Antara.
Menurut dia, proses rekonsiliasi persepakbolaan nasional saat ini sedang berjalan termasuk akan digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Hotel Borobudur Jakarta, 17 Maret nanti. Untuk itu harus disukseskan.
"Kongres ini harus dilaksanakan dengan baik. Jangan sampai ada kongres lain," kata politisi dari Partai Demokrat itu.
KPSI terbentuk karena ada pihak yang tidak puas dengan kinerja PSSI dibawah kepemimpinan Djohar Arifin Husin termasuk dampak dari pemecatan empat anggota Komite Eksekutif (La Nyalla Mattalitti, Roberto Rouw, Erwin Dwi Budiawan dan Tony Aprilani).
Empat anggota Komiter Eksekutif yang didukung oleh beberapa pengurus provinsi dan klub ini bahkan membentuk federasi sepak bola tersendiri atau lebih dikenal dengan PSSI versi Kongres Luar Biasa (KLB) Ancol.
Organisasi yang dipimpin oleh La Nyalla Mattalitti ini juga memiliki kompetisi seperti halnya kompetisi resmi di bawah pimpinan PSSI Djohar Arifin Husin. Bahkan sempat membentuk timnas sendiri meski akhirnya keberadaannya tidak diakui.
Dampak dari keberadaan dua federasi dan dua kompetisi, Indonesia terancam mendapatkan sanksi FIFA dengan batas waktu 20 Maret. Namun, permasalahan ini mendapatkan titik terang dengan adanya Nota Kesepahaman (MoU) antara PSSI-KPSI di Kuala Lumpur, 7 Juni 2012.
MoU tersebut berisikan empat poin yaitu revisi statuta, penggabungan liga (IPL dan ISL), pengangkatan kembali empat EXCO serta melaksanakan kongres berdasarkan voters KLB Solo. Agenda ini disambut baik oleh kedua belah pihak dengan menggelar kongres di Jakarta, 17 Maret nanti.
Dengan adanya kesepakatan ini La Nyalla Mattalitti langsung menegaskan jika KPSI akan dibubarkan setelah kongres. Hanya saja pernyataan itu kembali diralat setelah mendapatkan kepastian jika Kongres PSSI 17 Maret berdasarkan surat FIFA Selasa (5/3)adalah KLB.
"Kalau tetap KLB maka KPSI tidak akan bubar karena dalam MoU tahun lalu menyebutkan hanya kongres biasa," kata La Nyalla Mattalitti saat dikonfirmasi wartawan.
Menurut dia, dalam rapat Komite Eksekutif PSSI pihaknya telah meminta agenda kongres ditambah atau tidak hanya empat poin sesuai dengan MoU. Hal ini dilakukan karena dalam kurun dua tahun PSSI di bawah pimpinan Djohar Arifin Husin dinilai tidak pernah menggelar kongres biasa atau tahunan. (ant/mac)
Advertisement
Berita Terkait
-
Bola Indonesia 5 Maret 2013 22:47
-
Bola Indonesia 5 Maret 2013 22:23
-
Bola Indonesia 5 Maret 2013 21:35
-
Bola Indonesia 5 Maret 2013 13:54
-
Bola Indonesia 4 Maret 2013 22:18
Belum Terima Balasan AFC/FIFA, PSSI Tetap Lakukan Verifikasi
LATEST UPDATE
-
Piala Dunia 21 Maret 2025 23:59
-
Asia 21 Maret 2025 23:58
-
Liga Inggris 21 Maret 2025 23:55
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 23:46
-
Liga Inggris 21 Maret 2025 23:21
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 23:04
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...