
Miro sempat mendapat pertolongan pertama ketika dilarikan ke Rumah Sakit. Sayangnya pelatih asal Republik Ceko itu sudah tak bisa diselamatkan lagi.
"Kami lalu antar Miro ke rumah sakit. Dokter sudah berusaha pacu jantungnya dan sempat akan dioperasi, tapi tak tertolong," ujar Asisten Manajer Persebaya DU, Amran Said Ali.
Demi mengenang sumbangsih Miro kepada sepakbola Indonesia, kita lihat sepak terjang pelatih yang pernah mengantarkan PSM Makassar dan Arema meraih runner up di Liga Indonesia. (dbs/mac)
Pemain Tak Kenal Gentar
Miroslav Janu lahir di Republik Ceko, 8 November 1959. Saat masih aktif bermain Miro adalah pemain versatile yang bisa ditempatkan di beberapa posisi. Selain bisa bermain di posisi utamanya sebagai bek tengah, Miro juga bisa ditempatkan sebagai gelandang bertahan dan bek kanan.
Selama 11 (1977-1988) tahun memperkuat Slavia Praha, Miro sudah bermain sebanyak 440 pertandingan dan sempat turun di kompetisi Piala UEFA pada tahun 1985. Miro oleh rekan satu timnya sempat dijuluki 'Dub' karena ia permainannya yang tak gentar apa pun.
Miro juga pernah dua kali mewakili Republik Ceko di Olimpiade 1984 Los Angeles dan Olimpiade Seoul 1988. Di tahun 1988, Miro hijrah ke Bohemians 1905. Di akhir karirnya, Miro sempat mencicipi Liga Malaysia memperkuat Sabah FA selama 4 musim sebelum akhirnya memutuskan untuk gantung sepatu.
Karir Melatih
Miroslav Janu mengawali karir sebagai pelatih di Indonesia dengan menangani klub Divisi Satu Persigo Gorontalo 2003. Di musim berikutnya, Miro menjadi pelatih PSM Makassar 2003-2005 (dua setengah tahun).
Usai menangani PSM, Miro memutuskan untuk kembali ke negaranya dengan membantu pelatih Karel Jarolim. Tak lama di Slavia Praha, Miro kembali lagi ke Indonesia untuk Arema Malang di musim kompetisi 2007.
Hanya semusim menangani Arema, Miro kembali lagi ke Slavia Praha dengan menjadi pelatih tim B. Setelah 2 tahun menangani tim B Slavia Praha, Miro kembali lagi ke tanah air untuk menangani Arema Indonesia pada musim kompetisi 2010-2011.
Setelah menangani Arema untuk kedua kalinya, Miro kemudian berlabuh ke Persela Lamongan untuk menangani laskar Jaka Tingkir di musim kompetisi 2011-2012. Hingga Persebaya DU adalah tim terakhir yang dilatihnya sebelum menghembuskan nafas terakhir, Kamis (24/1). Prestasi tertinggi Miro adalah membawa PSM dan Arema sebagai runner up di Liga Indonesia.
Serangan Jantung
Kamis (24/1) fans Persebaya diselimuti awan duka. Pelatih Persebaya DU, Miroslav Janu meninggal dunia akibat serangan jantung di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya sekitar pukul 12:00 WIB.
Pihak rumah sakit sudah berupaya maksimal dan memutuskan untuk melakukan operasi jantung kepada Miro. Namun sebelum operasi dilakukan, alat pacu jantung tak dapat menyelamatkan nyawa pelatih asal Ceko tersebut.
Seperti yang dituturkan Asisten Manajer Persebaya DU, Amran Said Ali, mendiang Miro merasakan serangan jantung usai mandi di apartemennya di bilangan City Town Square Surabaya. Ia lalu menghubungi asisten yang selalu setia menemaninya, Tony Ho dan diantarkan ke rumah sakit.
Amran mengaku tak menemui tanda-tanda apa pun. Usai pulang dari TC di Bali kemarin, Miro juga masih segar bugar. Saat ini manajemen tengah mendiskusikan untuk proses persemayaman dan memulangkan jenazah mantan pelatih PSM Makassar, Arema FC, dan Persela Lamongan itu ke negaranya.
Pelatih Disiplin dan Karismatik
Karisma Miroslav Janu sebagai pelatih tak hanya dirasakan anak asuhnya, tetapi juga dari Aremania, tim yang dua kali ditangani Miro. Yuli Sumpil, dirigen Aremania mengakui sosok janu yang disiplin, karismatik yang banyak mengantarkan pemain muda menjadi bintang.
"Janu adalah salah satu pelatih yg bagus, sangat disiplin, profesional dan udah banyak melahirkan pemain muda yang menjadi pemain bintang," ucap Yuli. "Semoga Miro (Miroslav Janu) diterima disisiNya," imbuh Yuli kepada Bola.net.
Rasa kehilangan juga dirasakan oleh manajeman Arema FC. Media officer Arema FC, Sudarmaji, menyebut bahwa Miro telah banyak membawa perubahan di dalam tubuh Arema. Yang paling mencolok, Miro berani memberi kepercayaan pada pemain muda untuk menjadi tulang punggung Arema.
"Miro sangat luar biasa menanamkan filosofi sepakbola Indonesia dengan mengangkat potensi anak-anak muda. Arema juga merasakan hal ini. Terakhir, beliau membawa Arema menjadi runner-up juara ISL," ucap Sudarmaji kepada Bola.net.
Kepergian Miroslav Janu untuk selamanya sangat memukul General Manager Arema Indonesia, Abriadi Muhara. Maklum, selama bekerjasama menangani Arema musim 2010-11, kedua sosok tersebut sangat akrab. Waktu itu, Abriadi berstatus sebagai pelaksana harian Arema, sementara Miro menjabat sebagai pelatih kepala.
"Saat di lapangan, beliau sangat keras dan disiplin dalam menerapkan ilmu kepada pemain-pemain Indonesia. Namun, di luar lapangan, dia bagai sosok seorang bapak, teman dan sahabat buat insan sepakbola di tanah air," kenang Abriadi terhadap sosok Miroslav Janu.
Advertisement
Berita Terkait
LATEST UPDATE
-
Liga Inggris 22 Maret 2025 21:00
-
Liga Inggris 22 Maret 2025 20:48
-
Liga Inggris 22 Maret 2025 20:40
-
Liga Inggris 22 Maret 2025 20:28
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 20:18
-
Liga Inggris 22 Maret 2025 20:06
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...