
Bola.net - Manajemen PSIS Semarang menilai kewajiban rapid test cukup memberatkan. Sebab, klub harus mengeluarkan biaya yang cukup besar.
Kewajiban rapid test tertuang dalam panduan protokol kesehatan yang disusun federasi. Hanya saja, panduan tersebut belum disahkan.
"Itu kan satu orang 900 ribu sekali tes, padahal berapa orang itu, dikali berapa pertandingan," kata CEO PSIS, Yoyok Sukawi kepada Bola.net.
Advertisement
Sehingga, PSIS meminta federasi untuk mencari jalan keluar terbaik. Karena jika sudah disahkan, protokol itu wajib dilaksanakan.
"PSSI harus berpikir keras bagaimana caranya supaya tidak begitu memberatkan klub," imbuh pria bernama lengkap Alamsyah Satyanegara Sukawijaya itu.
Scroll ke bawah untuk informasi selengkapnya ya Bolaneters.
Frekuensi Tinggi
Sebenarnya biaya rapid test tergolong murah dibanding SWAB test. Cuma karena frekuensinya yang relatif sering, klub harus merogoh kocek cukup dalam.
Dalam protokol kesehatan, klub diwajibkan melakukan rapid test kepada pemain, pelatih dan official, seminggu sekali. Serta satu hari menjelang laga.
"Walaupun murah tapi protokolnya begitu kan harus wajib dilaksanakan," tandas Yoyok.
(Bola.net/Mustopa El Abdy)
Advertisement
Berita Terkait
-
Bola Indonesia 8 Juni 2020 22:33
Catatan Dragan Djukanovic Terhadap Protokol Kesehatan Liga 1
-
Bola Indonesia 8 Juni 2020 14:48
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 23:54
-
Liga Inggris 20 Maret 2025 23:49
-
Liga Champions 20 Maret 2025 23:44
-
Liga Inggris 20 Maret 2025 23:40
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 23:00
-
Asia 20 Maret 2025 22:49
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...