Luruskan Polemik soal Penggunaan JIS, PT Jakpro Sebut Persija Prioritas Utama

Luruskan Polemik soal Penggunaan JIS, PT Jakpro Sebut Persija Prioritas Utama
Suporter Persija Jakarta (c) Bola.com/Vitalis Yogi Trisna

Bola.net - PT Jakarta Propertindo (Jakpro) meluruskan informasi terkait pihak mana saja yang berhak menggunakan Jakarta International Stadium (JIS). PT Jakpro selaku pengelola JIS memastikan bahwa Persija Jakarta akan diprioritaskan untuk memakai stadion berkapasitas 80 ribu penonton tersebut.

Hal ini sekaligus menjawab kekhawatiran para pendukung Persija atas klaim PSSI yang berkeinginan menjadikan JIS sebagai homebase baru bagi Timnas Indonesia. Sontak, keinginan PSSI itu mendapat sentimen negatif dari suporter tim Ibu Kota

Pasalnya, JIS merupakan stadion yang sudah lama dinantikan oleh Persija dan para suporternya. Mereka sampai saat ini belum lagi memiliki homebase pengganti Stadion Menteng dan Stadion Lebak Bulus yang digusur Pemprov DKI Jakarta untuk membangun Taman Menteng dan Stasiun Pusat Mass Rapid Transportation (MRT).

"Sesuai dengan arahan Gubernur DKI Jakarta, JIS diprioritaskan bagi klub-klub asal Jakarta. Misalnya jika terjadi benturan jadwal antara Persija dan tim bola lain dalam pengunaan JIS, maka Persija akan mendapatkan prioritas lebih dulu," ujar Project Director Sportainment JIS, Muhammad Maulana, dalam rilis yang diterima Bola.net.

Baca halaman berikutnya ya Bolaneters.

1 dari 1 halaman

Isi Kerja Sama PT Jakpro dengan PSSI

Isi Kerja Sama PT Jakpro dengan PSSI

Logo PSSI (c) Bola.com/Dody Iryawan

Sebelumnya pada Selasa (17/8/2021), PSSI bersama PT Jakpro menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) terkait pengoptimalan penggunaan JIS untuk perkembangan sepak bola nasional. Dalam rilis yang diterbitkan Jakpro, ada empat poin yang disepakati dengan federasi sepak bola di Tanah Air tersebut.

Pertama, PSSI sepakat bahwa berbagai event pertandingan nasional dan internasional yang melibatkan PSSI dan Timnas Indonesia bila digelar di JIS akan jadi tanggung jawab Jakpro. Kedua, pengembangan ekonomi berkelanjutan atas stadion dan kawasan.

Ketiga, pengembangan penggunaan lapangan latihan dan lapangan utama. Terakhir, pengembangan olahraga sepak bola nasional dengan standar internasional.

(Bola.net/Fitri Apriani)