Larangan Penggunaan Tambaksari, Imbas Dualisme Persebaya?

Larangan Penggunaan Tambaksari, Imbas Dualisme Persebaya?
Stadion Gelora 10 November (c) Fafa Wahab
Bola.net - Masih adanya sisa dualisme yang terjadi tubuh Persebaya ditengarai menjadi alasan mengapa Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Surabaya tak mengizinkan Persebaya berlatih di Stadion Gelora 10 November.

Meski sudah dinyatakan tidak sah oleh PSSI, namun loyalis Persebaya 1927 yang berlaga di Indonesian Premier League (IPL) masih bergerak. Bahkan jumlahnya mencapai ribuan. Buktinya, sekitar 5 ribu loyalis Persebaya 1927 melakukan demo di Balaikota Surabaya, 3 Januari lalu.

Nah, saat ini loyalis Persebaya 1927 menggunakan mess yang terletak di Jalan Karanggayam 1, Surabaya sebagai sekretariat mereka. Sementara jarak antara mess Karanggayam dengan Gelora 10 November hanya selemparan batu, atau sangat dekat.

Diduga dengan alasan khawatir terjadi aksi yang tidak diinginkan, Dispora Surabaya akhirnya melarang Persebaya yang berlaga di Indonesia Super League (ISL), untuk menggunakan Gelora 10 November sebagai tempat berlatih.

"Katanya takut terjadi apa-apa. Padahal waktu kita berlatih, Selasa pagi. Aman-aman saja. Tak ada apa-apa kok," ujar asisten manajer Persebaya, Amran Said Ali.

Menurut Amran, Persebaya juga tak datang ke Gelora 10 November dengan membawa massa. Sehingga alasan keamanan dianggap terlalu berlebihan. "Toh kita datang juga tak bawa suporter kan. Kemarin juga aman," imbuhnya.

Desas-desus menyebutkan, ada oknum petinggi Persebaya 1927 yang mendesak Kadispora Surabaya, Hidayat Syah agar tak memberikan izin penggunaan Gelora 10 November. Namun hingga kini kabar ini masih sekadar gosip belaka. [initial]

 (faw/pra)