Lagu Song For Pride Dihibahkan ke Persebaya, Penciptanya Beri Kuasa Penuh

Lagu Song For Pride Dihibahkan ke Persebaya, Penciptanya Beri Kuasa Penuh
Bonek Mania menggelar doa bersama untuk korban Tragedi Kanjuruhan di Tugu Pahlawan, Surabaya, Senin (3/10/2022) (c) Official Persebaya

Bola.net - Persebaya Surabaya bisa lebih leluasa menggunakan lagu Song For Pride. Sebab, penciptanya, Mahardika Nurdian menghibahkan lagu tersebut untuk tim Kota Pahlawan.

Song For Pride merupakan anthem yang dinyanyikan sebelum dan sesudah pertandingan Persebaya. Menyanyikan lagu tersebut sudah menjadi ritual wajib sejak tahun 2017.

Persebaya bebas menggunakan Song For Pride sebagai anthem wajib bagi para pendukungnya. Artinya, Green Force bisa menggunakan tanpa perlu izin karena sudah dihibahkan.

"Saya juga memberi kuasa penuh pada Persebaya untuk mengambil langkah hukum bila ada pihak lain yang mengkomersilkan lagu ini," kata Mahardika Nurdian dalam rilis yang diterima Bola.net, Jumat (11/11/2022).

Mahardika Nurdian memang sudah mendaftarkan lagu tersebut ke Kementerian Hukum dan HAM. Sehingga, pihak lain yang menggunakannya harus minta izin, kecuali Persebaya.

Scroll ke bawah untuk informasi selengkapnya ya Bolaneters.

1 dari 2 halaman

Bentuk Apresiasi

Adapun, penyerahan lagu Song For Pride ke pihak Persebaya dilakukan bertepatan dengan hari Pahlawan. Ada alasan khusus di balik pemilihan momentum tersebut.

Salah satunya karena perjuangan pemain ketika mengalahkan Arema FC di Stadion Kanjuruhan, 1 Oktober lalu. Tanpa mengurangi rasa duka atas korban yang meninggal setelah laga tersebut.

"Ini sebagai bentuk terimakasih dan apresiasi pada para pemain, ofisial dan manajemen," jelas Mahardika Nurdian.

"Mereka menunjukkan bagaimana menjadi pahlawan sejati. Berjuang tak kenal takut di kandang Arema," tegas pria yang akrab disapa Dika tersebut.

2 dari 2 halaman

Terilhami Perjuangan 2016

Disinggung soal proses terciptanya lagu tersebut, Dika mengatakan bahwa itu tidak lepas dari perjuangan mengembalikan Persebaya pada akhir tahun 2016. Mengingat, kala itu tim Kota Pahlawan tengah mendapat sanksi dari federasi.

"Kebetulan waktu itu masih masa perjuangan. Persebaya lagi berjuang untuk kembali ke kompetisi," Dika menambahkan.

"Liriknya terilhami situasi pada saat itu," tandas Dika.

(Bola.net/Mustopa El Abdy)