La Nyalla Bongkar Sederet Alasan Mau Jadi Ketum PSSI Lagi: Saya Punya Utang Selesaikan Tugas-tugas Amanah 94 Voters

La Nyalla Bongkar Sederet Alasan Mau Jadi Ketum PSSI Lagi: Saya Punya Utang Selesaikan Tugas-tugas Amanah 94 Voters
La Nyalla Mattalitti saat mendaftar sebagai calon Ketua PSSI pada Jumat (13/1/2023) (c) Bagaskara Lazuardi

Bola.net - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, La Nyalla Mattalitti membongkar sederet alasannya mau menjadi Ketua Umum (Ketum) PSSI lagi.

La Nyalla pernah menjadi Ketum PSSI pada 2015-2016 sebelum lengser akibat terlilit kasus dugaan korupsi dana hibah Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Jawa Timur (Jatim).

La Nyalla juga sempat menjabat sebagai Ketua Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) 2012, organisasi tandingan PSSI dan Wakil Ketua Umum (Waketum) PSSI pada 2013-2015.

"Saya masih ingat sekali perjuangan di PSSI mulai dari 2012-2015. Mulai dari PSSI asli, anggotanya palsu. Kemudian saya membuat KPSI, organisasi palsu tapi anggotanya asli," ujar La Nyalla, usai mendaftar dan menyerahkan berkas Calon Ketua Umum (Caketum) PSSI, di Kantor PSSI, GBK Arena, Jakarta Pusat, Jumat (13/1/2023).

1 dari 3 halaman

Cerita Kilas Balik

Ketika La Nyalla masih memimpin KPSI, dualisme kompetisi juga terjadi antara Indonesia Premier League (IPL) dengan Indonesia Super League (ISL).

"Setelah pertemuan beberapa kali, IPL tetap jalan, ISL tetap jalan. Alhamdulillah akhirnya terjadi Kongres Luar Biasa (KLB) penggabungan IPL dan ISL," kata La Nyalla.

"Kemudian pada 2015, ada KLB. Dari 107 voters, saya mendapatkan 94 suara. Setelah saya dilantik, saya mendapatkan surat pembekuan dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) saat itu, saudara Imam Nahrawi."

"Dari situlah saya berjuang, sampai akhirnya saya menang di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), menang di tingkat banding, sampai tingkat kasasi. Tapi ternyata, ada kejadian luar biasa."

"Saya merasa dikriminalisasi yang akhirnya saya masuk ke tahanan, yang katanya saya korupsi dana hibah KADIN Jatim," lanjut La Nyalla.

2 dari 3 halaman

Merasa Punya Utang

La Nyalla merasa masih mempunyai utang untuk menyelesaikan tugas-tugas sebagai Ketum PSSI berdasarkan amanah dari 94 pemilik suara yang mendukungnya pada KLB 2015 yang berlangsung di Surabaya.

"Dari sinilah berangkatnya. Berarti saya masih punya utang untuk menyelesaikan tugas-tugas saya yang dibawa oleh 94 voters yang meminta saya sebagai Ketum PSSI," ucap La Nyalla.

"Akhirnya saya tidak dalam tahanan. Saya bisa bebas murni dan tidak terbukti apa yang dituduhkan kepada saya dan akhirnya saya menjadi Ketua DPD RI," katanya menambahkan.

3 dari 3 halaman

Sempat Ingin Maju Pada 2019

La Nyalla sebenarnya telah berniat untuk merebut kursi Ketum PSSI kembali sejak 2019. Tokoh kelahiran Jakarta itu sempat meramaikan bursa Caketum PSSI, tapi memilih mundur untuk memberikan jalan kepada Mochamad Iriawan.

"Pada saat itu, saya mau mencalonkan diri sebagai Ketum PSSI. Tapi karena di situ ada calon lainnya, Pak Iwan Bule yang saya anggap kredibel, akhirnya saya tidak maju," tutur La Nyalla.

"Sekarang saya terpanggil. Karena sudah waktunya saya harus membayar utang saya yang dulu diberi amanah oleh anggota PSSI, para voters. Dari 94 suara itulah akhirnya saya sekarang mencalonkan lagi," imbuhnya.

PSSI akan menggelar KLB pada 16 Februari 2023 untuk menentukan Ketum, Waketum, dan anggota Komite Eksekutif (Exco) demi menggantikan masa kepemimpinan Mochamad Iriawan yang sudah berlangsung sejak 2019.

Sebanyak 87 pemilik suara yang terdiri dari 34 Asprov, 18 klub BRI Liga 1, 16 tim Liga 2, 16 kesebelasan Liga 3, dan 3 asosiasi (futsal, sepak bola wanita, pelatih sepak bola) mendapatkan hak pilih dalam KLB nanti.

(Bola.net/Fitri Apriani)