Korban Jiwa ke-132 Tragedi Kanjuruhan Meninggal Karena Gagal Napas Akut

Korban Jiwa ke-132 Tragedi Kanjuruhan Meninggal Karena Gagal Napas Akut
Keadaan di dalam stadion Kanjuruhan pasca kerusuhan. (c) AP Photo

Bola.net - Penyebab meninggalnya Helen Prisella, korban jiwa ke-132 Tragedi Kanjuruhan, akhirnya terungkap. Perempuan berusia 20 tahun tersebut meninggal akibat gagal napas akut.

"Oksigenasi ke paru-parunya sangat jelek. Almarhumah meninggal karena hipoksia," ucap dr. Arie Zainul Fatoni, konsultan ICU RS. Saiful Anwar Malang, Selasa (11/10).

Menurut Arie, gagal napas akut ini bisa disebabkan oleh cedera berat di luar paru-paru. Biasanya, hal ini disebabkan oleh multitrauma.

"Kalau di almarhumah karena memang ada multitrauma. Hal ini mengakibatkan komplikasi berupa cedera di paru-paru," sambungnya.

Lebih lanjut, Arie memastikan bahwa cedera yang diderita almarhumah Helen tak disebabkan oleh gas air mata. Cedera ini, sambungnya, murni karena trauma di tempat lain.

"Ini yang menyebabkan cedera di paru-paru," sambungnya.

Sebelumnya, Helen Prisella menambah panjang catatan korban jiwa dalam Tragedi Kanjuruhan. Ia mengembuskan napas terakhir di RS. Saiful Anwar Malang, Selasa (11/10).

Simak artikel selengkapnya di bawah ini.

1 dari 2 halaman

Kondisi Terus Memburuk

Menurut Arie, Helen masuk ke RSSA dalam kondisi agak kritis. Namun, kondisinya terus memburuk.

"Ketika masuk, dia dalam kondisi multitrauma dan ada perdarahan di organ dalam sehingga pascaoperasi didapatkan kondisi yang lebih berat lagi," kata Arie.

"Waktu itu, tekanan darahnya menurun. Kemudian, dilakukan tindakan pembedahan. Ditemukan ada perdarahan sekitar 500cc," sambungnya.

Selain perdarahan tersebut, almarhumah mengalami trauma di area wajah, patah tulang tangan, juga ada cedera di dada dan perut.

2 dari 2 halaman

Masih Rawat Lima Korban di ICU

Lebih lanjut, menurut Arie, saat ini ICU RSSA masih merawat lima lagi pasien korban Tragedi Kanjuruhan. Tiga dari lima pasien tersebut masih harus memakai alat bantu pernapasan.

"Dari awal, kita rawat sembilan pasien di ICU. Yang tiga sudah membaik. Yang kondisinya sudah membaik tapi masih di ICU ada dua orang. Sementara, sisanya masih stagnan," ucap dokter spesialis anestesi tersebut.

Selain lima orang tersebut, ada empat korban Tragedi Kanjuruhan yang dirawat di High Care Unit. Dua di antara mereka dijadwalkan akan menjalani proses pembedahan. Namun, tindakan ini menunggu mereka berada dalam kondisi stabil.

(Bola.net/Dendy Gandakusumah)