
Bola.net - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, tidak menghadir undangan Komnas HAM di kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis (13/8). Dalam kesempatan tersebut, justru hanya dihadiri perwakilannya.
Padahal, Komnas HAM berharap Menpora Imam hadir supaya dapat duduk bersama membicarakan konflik sepak bola Indonesia. Sementara dari pihak PSSI langsung dihadiri Ketua Umum, La Nyalla Mahmud Matalitti.
"Seharusnya, pertemuan ini dihadiri oleh Imam Nahrawi agar semuanya bisa jelas. Jika beliau tidak datang, pertemuan ini menjadi tidak objektif dan seakan-akan menghakimi Kemenpora. Pihak Kemenpora hanya diwakili oleh staf. Tidak ada konfirmasi dari Imam Nahrawi untuk tidak hadir dalam pertemuan ini," terang Komisioner Komnas HAM, Siane Indriani.
Tidak hanya kedua belah pihak, Siane menegaskan juga mengundang sejumlah pihak. Di antaranya, yakni Mahfud MD (mantan ketua Mahkamah Konstitusi), Dali Tahir (mantan pengurus PSSI, AFC, dan FIFA), Rahmat Darmawan (mantan Pelatih Persija Jakarta), Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), dan perangkat pertandingan seperti wasit, dan suporter.
Hingga kini, Menpora Imam belum juga mencabut SK Pembekuan PSSI. Padahal, PSSI telah memenangkan gugatan untuk menunda SK Pembekuan tersebut di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
Sayangnya, Menpora Imam tidak ingin begitu saja menyerah dan melakukan banding. Alhasil, hal tersebut membuat konflik sepak bola berkepanjangan. Siene menuturkan, dibekukannya PSSI oleh Menpora Imam melalui Surat Keputusan (SK) 01307, membuat para pelaku sepak bola kehilangan penghasilannya.
Kontan, hal tersebut membuat Komnas HAM harus ikut campur, karena konflik ini dianggap telah melanggar HAM.
"Kami menilai, dampak SK tersebut sangat luar biasa. Tidak hanya sekadar kerugian bagi para pemain, pelatih, dan wasit, namun bisa menambah angka pengangguran di Indonesia," tukas Siane Indriani.
"Kami juga berharap, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, bisa memperhatikan kondisi ini. Meski memberikan sikap, kami menegaskan tidak berpihak kepada PSSI atau Kemenpora. Namun, kami hanya berpihak kepada korban karena telah mengalami kesengsaraan," pungkasnya. [initial]
(esa/asa)
Padahal, Komnas HAM berharap Menpora Imam hadir supaya dapat duduk bersama membicarakan konflik sepak bola Indonesia. Sementara dari pihak PSSI langsung dihadiri Ketua Umum, La Nyalla Mahmud Matalitti.
"Seharusnya, pertemuan ini dihadiri oleh Imam Nahrawi agar semuanya bisa jelas. Jika beliau tidak datang, pertemuan ini menjadi tidak objektif dan seakan-akan menghakimi Kemenpora. Pihak Kemenpora hanya diwakili oleh staf. Tidak ada konfirmasi dari Imam Nahrawi untuk tidak hadir dalam pertemuan ini," terang Komisioner Komnas HAM, Siane Indriani.
Tidak hanya kedua belah pihak, Siane menegaskan juga mengundang sejumlah pihak. Di antaranya, yakni Mahfud MD (mantan ketua Mahkamah Konstitusi), Dali Tahir (mantan pengurus PSSI, AFC, dan FIFA), Rahmat Darmawan (mantan Pelatih Persija Jakarta), Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), dan perangkat pertandingan seperti wasit, dan suporter.
Hingga kini, Menpora Imam belum juga mencabut SK Pembekuan PSSI. Padahal, PSSI telah memenangkan gugatan untuk menunda SK Pembekuan tersebut di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
Sayangnya, Menpora Imam tidak ingin begitu saja menyerah dan melakukan banding. Alhasil, hal tersebut membuat konflik sepak bola berkepanjangan. Siene menuturkan, dibekukannya PSSI oleh Menpora Imam melalui Surat Keputusan (SK) 01307, membuat para pelaku sepak bola kehilangan penghasilannya.
Kontan, hal tersebut membuat Komnas HAM harus ikut campur, karena konflik ini dianggap telah melanggar HAM.
"Kami menilai, dampak SK tersebut sangat luar biasa. Tidak hanya sekadar kerugian bagi para pemain, pelatih, dan wasit, namun bisa menambah angka pengangguran di Indonesia," tukas Siane Indriani.
"Kami juga berharap, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, bisa memperhatikan kondisi ini. Meski memberikan sikap, kami menegaskan tidak berpihak kepada PSSI atau Kemenpora. Namun, kami hanya berpihak kepada korban karena telah mengalami kesengsaraan," pungkasnya. [initial]
Baca Juga:
- Inovasi, Menpora Imam Kombinasikan Atletik di Piala Kemerdekaan
- PSSI: Bukan PSSI Yang Hentikan Kompetisi, Tapi Menpora
- Roy Suryo Ajak Masyarakat Bergerak Lawan Menpora
- Roy Suryo Desak Jokowi Pantau Kinerja Menpora
- Menpora Minta Komisi Yudisial Untuk Mengawasi Hakim PTUN
- Terkait Piala Kemerdekaan, Menpora Minta Laporan Tim Transisi
Advertisement
Berita Terkait
-
Bola Indonesia 12 Agustus 2015 17:03
-
Bola Indonesia 11 Agustus 2015 14:41
-
Bola Indonesia 27 Juli 2015 21:56
-
Bola Indonesia 27 Juli 2015 19:12
-
Bola Indonesia 20 Juli 2015 14:41
LATEST UPDATE
-
Amerika Latin 22 Maret 2025 03:30
-
Piala Dunia 21 Maret 2025 23:59
-
Asia 21 Maret 2025 23:58
-
Liga Inggris 21 Maret 2025 23:55
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 23:46
-
Liga Inggris 21 Maret 2025 23:21
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...