Komentar Adem dan Bijak 2 Caketum PSSI Bicarakan Persaingan

Komentar Adem dan Bijak 2 Caketum PSSI Bicarakan Persaingan
Menteri BUMN, Erick Thohir (c) Bola.net/Fitri Apriani

Bola.net - Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI untuk memilih pengurus baru periode 2023-2027 sudah di depan mata. Beberapa calon mulai membahas persaingan satu sama lain.

KLB PSSI akan digelar pada 16 Februari 2023 di Jakarta. Kongres tersebut bakal memilih satu Ketua Umum (Ketum), dua Wakil Ketua Umum (Waketum), dan 12 anggota Komite Eksekutif (Exco).

Sebelumnya, Komite Pemilihan (KP) dan Komite Banding Pemilihan (KBP) telah menetapkan Daftar Calon Tetap (DCT). Rinciannya, lima kandidat untuk ketum, 16 calon waketum, dan 55 calon anggota exco.

Pertarungan memperebutkan kursi PSSI 1 jadi yang paling seru untuk diikuti. Lima kandidatnya yaitu Erick Thohir, La Nyalla Mattalitti, Fary Djemy Francis, Arif Putra Wicaksono, dan Doni Setiabudi.

Tapi, publik menilai bahwa persaingan untuk menjadi orang nomor 1 di PSSI tinggal menyisakan Erick Thohir dan La Nyalla. Nama yang disebutkan paling awal saat ini menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sementara yang kedua adalah Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Lantas, bagaimana La Nyalla merespons persaingan dengan Erick Thohir?

"Biasa-biasa saja. Semuanya sudah ada suratan tangan. Jadi saya tetap yakin, takdir tidak ada yang bisa melawan. Sekarang saya hanya menjemput takdir. Kalau memang saya ditakdirkan sebagai Ketua PSSI, tidak ada yang bisa menghalang-halangi," ujar La Nyalla.

"Sekalipun kalau saya tidak ditakdirkan sebagai Ketua PSSI, tidak ada yang bisa bantu. Jadi saya tetap yakin bahwa semua itu sudah ada takdirnya. Sekarang saya menjemput takdir," katanya menambahkan.

1 dari 1 halaman

Komentar Erick Thohir

Sementara itu, Erick Thohir mengatakan bahwa siapapun yang menang nanti harus mendengarkan aspirasi dari yang kalah. Sedangkan yang kalah tetap perlu berkontribusi terhadap sepak bola Indonesia.

"Masing-masing calon ketua PSSI mempunyai visi yang baik. Kami juga mendengarkan. Siapa yang kalah, harus berani berkontribusi. Siapa yang menang, harus juga mendengarkan yang kalah," tutur Erick Thohir.

"Lihat Pak Jokowi, bagaimana mempersiapkan kebersamaan di pemerintah bersama Pak Prabowo Subianto. Kenapa kita mesti bersungut-sungut. Kita harus memperbaiki ini dengan kebersamaan, bukan dengan perbedaan," imbuhnya.

(Bola.net/Fitri Apriani)