
Bola.net - Kemelut di pentas persepakbolaan Indonesia diharapkan bisa selesai melalui Kongres Luar Biasa (KLB) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu (17/3) mendatang.
KLB PSSI tersebut dipastikan dihadiri 100 voters. Peran mereka diharapkan dapat menata ulang kerangka persepakbolaan Indonesia di dalam bentuk kompetisi.
Dengan begitu, prestasi yang didambakan bisa segera dicapai. Karena itu, pengamat sepak bola Tommy Welly berharap agar semua pihak dapat menjadikan KLB PSSI sebagai bagian akhir dari kemelut sepak bola nasional.
Terlebih lagi, penyelenggaraan KLB PSSI merupakan batas waktu terakhir yang diberikan FIFA kepada Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan yang telah terjadi selama dua tahun terakhir.
"Karena itu, semua permasalahan yang selama ini telah terjadi harus ditutup dalam KLB," ucap Tommy Welly dalam seminar Diskusi Publik Sepak Bola Indonesia yang digelar SIWO PWI Jaya, Jakarta, Kamis (14/3).
Menurutnya, proses perubahan besar sepak bola Indonesia dapat terjadi ketika semua pihak bisa memanfaatkan keputusan yang ditetapkan FIFA melalui Task Force AFC dalam MoU. Misalnya, seputar voters KLB, yang harus berasal dari voters KLB di Solo 9 Juli 2011 lalu.
"Alasannya, karena FIFA tidak akan memilih voters caretaker atau pengganti yang tidak sesuai aturan. Sehingga, FIFA ingin KLB nanti menetralkan persepakbolaan Indonesia ke titik awal. Keputusan tersebut juga didukung melalui surat BAORI pada 11 Maret, yang memutuskan KLB PSSI nanti harus dihadiri Pengprov PSSI yang asli dan bukan caretaker," tuturnya. (esa/gia)
KLB PSSI tersebut dipastikan dihadiri 100 voters. Peran mereka diharapkan dapat menata ulang kerangka persepakbolaan Indonesia di dalam bentuk kompetisi.
Dengan begitu, prestasi yang didambakan bisa segera dicapai. Karena itu, pengamat sepak bola Tommy Welly berharap agar semua pihak dapat menjadikan KLB PSSI sebagai bagian akhir dari kemelut sepak bola nasional.
Terlebih lagi, penyelenggaraan KLB PSSI merupakan batas waktu terakhir yang diberikan FIFA kepada Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan yang telah terjadi selama dua tahun terakhir.
"Karena itu, semua permasalahan yang selama ini telah terjadi harus ditutup dalam KLB," ucap Tommy Welly dalam seminar Diskusi Publik Sepak Bola Indonesia yang digelar SIWO PWI Jaya, Jakarta, Kamis (14/3).
Menurutnya, proses perubahan besar sepak bola Indonesia dapat terjadi ketika semua pihak bisa memanfaatkan keputusan yang ditetapkan FIFA melalui Task Force AFC dalam MoU. Misalnya, seputar voters KLB, yang harus berasal dari voters KLB di Solo 9 Juli 2011 lalu.
"Alasannya, karena FIFA tidak akan memilih voters caretaker atau pengganti yang tidak sesuai aturan. Sehingga, FIFA ingin KLB nanti menetralkan persepakbolaan Indonesia ke titik awal. Keputusan tersebut juga didukung melalui surat BAORI pada 11 Maret, yang memutuskan KLB PSSI nanti harus dihadiri Pengprov PSSI yang asli dan bukan caretaker," tuturnya. (esa/gia)
Advertisement
Berita Terkait
-
Bola Indonesia 14 Maret 2013 18:02
-
Bola Indonesia 14 Maret 2013 17:15
-
Bola Indonesia 14 Maret 2013 12:32
-
Bola Indonesia 13 Maret 2013 19:00
-
Bola Indonesia 13 Maret 2013 15:31
Mafia Terlibat KLB, Reformasi Sepakbola Indonesia di Ujung Tanduk
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 23 Maret 2025 17:00
-
Liga Inggris 23 Maret 2025 16:58
-
Tim Nasional 23 Maret 2025 16:37
-
Tim Nasional 23 Maret 2025 16:29
-
Tim Nasional 23 Maret 2025 16:23
-
Piala Eropa 23 Maret 2025 16:17
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...