
Bola.net - Kebijakan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, yang tidak memberikan rekomendasi terselenggaranya kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim 2015, terus mengundang polemik. Bahkan, Wakil Ketua Komisi X DRI RI, Ridwan Hisjam, tersengat melihat fakta tersebut.
Dalam penilaian sosok asal Dapil Jawa Timur V Malang Raya tersebut, Menpora Imam sudah keliru dalam mengambil keputusan. Menurutnya, ekonomi Indonesia akan berputar apabila kompetisi ISL dilaksanakan. Karena, masih dikatakan Ridwan Hisjam, banyak pihak bergantung pada usaha yang dijalankan PT Liga Indonesia dan dinaungi PSSI tersebut.
"Pertandingan ISL membawa dampak positif kepada perekonomian nasional. Masalah ISL dan pajak tidak boleh dicampur adukan, karena beda jalurnya," terang sosok kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 26 Mei 1958 tersebut.
Karena itu, Ridwan meminta Menpora Imam dan BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia) bisa membedakan antara masalah olahraga (ISL) dengan masalah ekonomi. Dalam paparannya, karena pajak itu penyelesaiannya oleh Kantor Pajak dan ada aturan mainnya.
Apabila ada perusahaan atau PT yang menunggak pajak, bukan berarti usahanya tidak boleh berjalan. Melainkan, PT tersebut akan berhenti usahanya apabila sudah dinyatakan pailit oleh pengadilan.
"Sehingga, pemerintah dalam hal ini Menpora dan BOPI, harus bijaksana melihat masalah perusahaan-perusahaan klub sepak bola yang belum membayar pajak. Karena, pertandingan sepakbola ISL itu merupakan usaha dari perusahaan klub," tutur alumnus Teknik Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya tersebut
Lebih jauh diterangkannya, banyak perusahaan dengan skala kecil, menengah dan besar, yang punya masalah pajak, namun tetap saja diperbolehkan ikut tender atau bisa berproduksi di segala bidang. Sebab selama perusahaan klub tersebut tidak dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri (PN), maka tidak boleh dihalangi untuk tetap menjalankan usaha.
"Jadi pemerintah wajib berpikir jernih dan tidak menghalangi usaha (pertandingan) dari klub-klub. Biarlah manajemen perusahaan klub berhubungan dengan Kantor Pajak untuk menyelesaikan masalahnya sesuai peraturan yang berlaku sampai ke Pengadilan Pajak. Sedangkan pertandingan tetap berjalan, karena bertujuan untuk mendapatkan hasil yang akan dipakai membayar seluruh kebutuhan," pungkasnya. [initial]
(esa/pra)
Dalam penilaian sosok asal Dapil Jawa Timur V Malang Raya tersebut, Menpora Imam sudah keliru dalam mengambil keputusan. Menurutnya, ekonomi Indonesia akan berputar apabila kompetisi ISL dilaksanakan. Karena, masih dikatakan Ridwan Hisjam, banyak pihak bergantung pada usaha yang dijalankan PT Liga Indonesia dan dinaungi PSSI tersebut.
"Pertandingan ISL membawa dampak positif kepada perekonomian nasional. Masalah ISL dan pajak tidak boleh dicampur adukan, karena beda jalurnya," terang sosok kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 26 Mei 1958 tersebut.
Karena itu, Ridwan meminta Menpora Imam dan BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia) bisa membedakan antara masalah olahraga (ISL) dengan masalah ekonomi. Dalam paparannya, karena pajak itu penyelesaiannya oleh Kantor Pajak dan ada aturan mainnya.
Apabila ada perusahaan atau PT yang menunggak pajak, bukan berarti usahanya tidak boleh berjalan. Melainkan, PT tersebut akan berhenti usahanya apabila sudah dinyatakan pailit oleh pengadilan.
"Sehingga, pemerintah dalam hal ini Menpora dan BOPI, harus bijaksana melihat masalah perusahaan-perusahaan klub sepak bola yang belum membayar pajak. Karena, pertandingan sepakbola ISL itu merupakan usaha dari perusahaan klub," tutur alumnus Teknik Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya tersebut
Lebih jauh diterangkannya, banyak perusahaan dengan skala kecil, menengah dan besar, yang punya masalah pajak, namun tetap saja diperbolehkan ikut tender atau bisa berproduksi di segala bidang. Sebab selama perusahaan klub tersebut tidak dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri (PN), maka tidak boleh dihalangi untuk tetap menjalankan usaha.
"Jadi pemerintah wajib berpikir jernih dan tidak menghalangi usaha (pertandingan) dari klub-klub. Biarlah manajemen perusahaan klub berhubungan dengan Kantor Pajak untuk menyelesaikan masalahnya sesuai peraturan yang berlaku sampai ke Pengadilan Pajak. Sedangkan pertandingan tetap berjalan, karena bertujuan untuk mendapatkan hasil yang akan dipakai membayar seluruh kebutuhan," pungkasnya. [initial]
Jangan Lewatkan!
- The Jakmania Dihimbau Ikut Berjuang Desak Menpora Beri Izin ISL
- Keputusan Menpora Tunda ISL Dicap Penuh Muatan Politis
- BOPI Tanggapi Datar Rencana Aksi Demo MPSI
- MPSI Nilai Menpora Imam Tendensius
- Menpora: FIFA Harus Diberi Masukan Yang Benar dan Seimbang
- Bicara Ngawur Soal Mafia Sepakbola, Menpora Diancam Diseret ke Polisi
- ISL Tertunda, Jokowi Didesak Copot Menpora
- Menpora dan BOPI Disebut Tak Paham Pengelolaan Sepakbola
Advertisement
Berita Terkait
-
Bola Indonesia 22 Februari 2015 23:07
-
Bola Indonesia 21 Februari 2015 21:38
The Jakmania Dihimbau Ikut Berjuang Desak Menpora Beri Izin ISL
-
Bola Indonesia 21 Februari 2015 21:05
-
Bola Indonesia 21 Februari 2015 20:50
-
Bola Indonesia 21 Februari 2015 20:35
LATEST UPDATE
-
Liga Spanyol 26 Maret 2025 08:15
-
Liga Italia 26 Maret 2025 08:00
-
Liga Spanyol 26 Maret 2025 07:58
-
Liga Italia 26 Maret 2025 07:43
-
Tim Nasional 26 Maret 2025 06:55
-
Tim Nasional 26 Maret 2025 06:49
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratis yang Bisa Diboyong Arsenal di Musi...
- 3 Pemain yang Bisa Dikorbankan MU untuk Dapatkan J...
- AC Milan Incar Pelatih Italia, Ini 7 Kandidatnya
- 8 Manajer yang Belum Pernah Dikalahkan Mikel Artet...
- 7 Manajer yang Berhasil Bangkit dari Keterpurukan
- 5 Mantan Bomber Tajam MU yang Jadi Pelatih, Adakah...
- Paul Pogba Comeback: 5 Klub yang Bisa Jadi Pelabuh...