Kisah Pesepakbola Asing di Indonesia; Liga Mandek, Banting Setir ke Futsal

Kisah Pesepakbola Asing di Indonesia; Liga Mandek, Banting Setir ke Futsal
Augustin Elie Mbom dan Defit Prima Nugraha (c) M Syafaruddin
-

Sosoknya menjadi yang paling menarik perhatian di tim Rajawali FC, atau mungkin di seluruh pemain yang turun pada preseason Surabaya Futsal League (SFL). Pasalnya, dia merupakan satu-satunya pemain asing yang ambil bagian di kompetisi futsal terakbar di Kota Pahlawan ini. Namanya adalah Augustin Elie Mbom.

 

Mbom, begitu ia akrab disapa oleh rekan-rekannya di Rajawali FC, merupakan pemain asing asal Kamerun. Dia adalah satu-satunya pemain asing yang turun pada kompetisi SFL 2016. Dalam wawancara dengan , Mbom menceritakan bahwa proses bergabungnya dengan Rajawali FC sebenarnya tidak dilakukan dengan sengaja.

 

Momen itu terjadi pada tahun 2015 lalu. Saat itu kompetisi sepakbola di Indonesia baru saja dihentikan oleh PSSI dengan alasan force majeur. Kondisi sepakbola pun tak stabil, dan banyak pemain akhirnya menganggur. "Memang saya pemain sepakbola. Tapi dengan kondisi yang tidak maju-maju, dan PSSI juga dibekukan, maka saya harus cari makan di tempat lain," ucap Mbom, Minggu (20/3) siang.

 

Mencoba bangkit dan keluar dari kondisi tak menguntungkan ini, Mbom akhirnya melamar di PT Rajawali. Titel sarjana yang ia sandang membuatnya diterima di perusahaan tersebut. Siapa sangka, PT Rajawali ternyata memiliki sebuah klub futsal amatir bernama Rajawali FC. Oleh pimpinan perusahaan itu, selain dikaryakan sebagai staf, Mbom juga diplot menjadi penggawa Rajawali FC.

 

"Saya mulai bekerja sebagai staf di PT Rajawali. Dari situ bos tahu kalau saya pemain sepakbola dan dia yang mengundang saya kesini untuk bergabung dengan timnya. Sejak tahun kemarin saya sudah ikut kompetisi amatir bersama Rajawali FC," urai mantan pemain Persitema Temanggung dan Persid Jember ini.

 

Pemain yang berulang tahun ke-34 pada bulan Januari lalu ini sadar bahwa ia tak bisa sepenuhnya mencari nafkah dari lapangan hijau. "Saya pikir tidak bisa bermain bola seumur hidup. Ketika sudah 35 tahun, saya harus pikir cari pekerjaan di tempat lain. Makanya saya ikut interview di PT Rajawali," aku eks penggawa Persekap Pasuruan ini.

 

Banting setir dari lapangan bola ke lapangan futsal ternyata tak membuat Mbom kesulitan untuk beradaptasi. "Kesulitannya tidak ada. Mungkin cuma komunikasi dengan teman-teman. Futsal butuh fokus dan kecepatan tinggi. Main cepat, dan cepat. Waktu sangat singkat. Kalau sepakbola, kita punya waktu untuk kasih passing, untuk komunikasi. Perbedaannya disitu," urai Mbom.

 

Dasar sudah rejeki, tiga bulan setelah bekerja sebagai karyawan di PT Rajawali, Mbom juga diterima di salah satu sekolah swasta ternama di Surabaya ini. "Sekarang saya juga mengajar olahraga di salah satu sekolah swasta di Surabaya," tutupnya.

 

Defit Prima Nugraha, pelatih Rajawali FC menyambut positif kehadiran Mbom di timnya. Meski masih kental nuansa sepakbola, Mbom dinilai cepat beradaptasi dengan futsal. "Awalnya kan dari lapangan besar. Secara teknik dasar futsal masih mengikuti. Tapi prospeknya cepat untuk belajarnya. Sejauh ini dia tidak ada kesulitan dan sesuai instruksi pelatih," ucap Defit. 

 (faw/pra)