
Bola.net - Julio Alcorse buka-bukaan ihwal tragedi sepakbola gajah yang menodai karirnya dan berbuah sanksi Komisi Disiplin PSSI. Penyerang PSIS Semarang ini mengaku tak tahu-menahu ihwal insiden memalukan itu dan merasa sanksi Komdis PSSI sangat tak adil.
"Saya sama sekali tak bermain pada pertandingan tersebut. Bagaimana bisa mereka meminta saya untuk bertanggungjawab dengan insiden ini," ujar pemain kelahiran 33 tahun silam tersebut, pada Bola.net.
Alcorse kemudian membeber kronologi kejadian pada laga tersebut. Menurutnya, semua baik-baik saja sebelum laga. Bahkan, pada meeting pra pertandingan, manajer tim dan pelatih PSIS mengatakan bahwa mereka telah lolos ke Semifinal dan tak ada beban apapun pada pertandingan ini.
"Lalu, pada pertandingan, saya dan Ronald Fagundez, yang sama-sama tak bermain, berlatih di area belakang gawang. Kami berusaha agar fit untuk menghadapi pertandingan setelahnya," papar mantan penyerang Persijap Jepara ini.
"Demikian pula ketika turun minum. Kami tetap berada di lapangan dan melakukan latihan ringan, sebagaimana yang biasa dilakukan pemain cadangan," sambungnya.
Namun, hal tersebut tak berlangsung lama. Alcorse mengaku kaget usai timnya ikut-ikutan mencetak gol bunuh diri pada laga tersebut. Muak dengan yang dilihatnya, dia memutuskan meninggalkan bench, menuju ruang ganti.
"Di ruang ganti, saya bertemu Pak Yatno, kitman kami. Kemudian, saya langsung masuk kamar kecil. Saya tak kembali ke bench dan mengetahui hasil pertandingan dari rekan-rekan saya. Bahkan, saya baru melihat gol-gol bunuh diri lain di Youtube dua hari berselang."
"Saya sama sekali tak bermain pada pertandingan tersebut. Bagaimana bisa mereka meminta saya untuk bertanggungjawab dengan insiden ini," ujar pemain kelahiran 33 tahun silam tersebut, pada Bola.net.
Alcorse kemudian membeber kronologi kejadian pada laga tersebut. Menurutnya, semua baik-baik saja sebelum laga. Bahkan, pada meeting pra pertandingan, manajer tim dan pelatih PSIS mengatakan bahwa mereka telah lolos ke Semifinal dan tak ada beban apapun pada pertandingan ini.
"Lalu, pada pertandingan, saya dan Ronald Fagundez, yang sama-sama tak bermain, berlatih di area belakang gawang. Kami berusaha agar fit untuk menghadapi pertandingan setelahnya," papar mantan penyerang Persijap Jepara ini.
"Demikian pula ketika turun minum. Kami tetap berada di lapangan dan melakukan latihan ringan, sebagaimana yang biasa dilakukan pemain cadangan," sambungnya.
Namun, hal tersebut tak berlangsung lama. Alcorse mengaku kaget usai timnya ikut-ikutan mencetak gol bunuh diri pada laga tersebut. Muak dengan yang dilihatnya, dia memutuskan meninggalkan bench, menuju ruang ganti.
"Di ruang ganti, saya bertemu Pak Yatno, kitman kami. Kemudian, saya langsung masuk kamar kecil. Saya tak kembali ke bench dan mengetahui hasil pertandingan dari rekan-rekan saya. Bahkan, saya baru melihat gol-gol bunuh diri lain di Youtube dua hari berselang."
(den/dzi)
1 dari 4 halaman
Kronologi & Sanksi Komdis PSSI
Pada laga tersebut, PSIS sempat unggul dua gol melalui gol-gol bunuh diri Agus Setyawan dan Hermawan Putra Jati. Namun, seolah ogah menang, Laskar Mahesa Jenar -julukan PSIS- membalas mencetak tiga gol bunuh diri yang memberi kemenangan pada PSS Sleman. Dua gol bunuh diri PSIS dilakukan Komedi pada menit 90 dan 91. Sebelumnya, pada menit 89, M. Fadli membobol gawang timnya sendiri.
Menyusul insiden tersebut, Kamis (20/11), Komdis PSSI mengumumkan hasil investigasi ihwal sepakbola gajah antara PSIS Semarang dan PSS Sleman. Dari hasil investigasi mereka, lembaga yang dipimpin Hinca Panjaitan ini menjatuhkan sanksi seumur hidup dilarang terlibat dalam sepakbola Indonesia pada Pelatih PSS Sleman, Hery Kiswanto dan PSIS Semarang, Eko Riyadi dihukum seumur hidup dilarang berkecimpung dalam dunia sepak bola. Selain itu, masing-masing mendapatkan denda sebesar Rp200 juta.
Selain kedua pelatih, Komdis PSSI juga memberikan hukuman yang sama kepada ofisial PSS Sleman, Rumadi. Kemudian, mereka juga tak lupa memberikan hukuman kepada Eri Febrianto yang biasa dipanggil Ableh yang merupakan Sekretaris Tim.
Untuk PSIS Semarang, Komdis PSSI juga memberikan hukuman seumur hidup dan denda Rp200 juta kepada Manajer Wahyu Winarto. Dia dinilai sebagai orang yang menyusun rencana untuk membalas gol bunuh diri yang dilakukan pemain PSS Sleman.
Jika pelatih dan manajer mendapat sanksi seumur hidup, maka ofisial lain dari PSS Sleman yaitu Edi Broto dan Eri Sahrudin mendapatkan sanksi lebih ringan. Yaitu, 10 tahun dilarang berkecimpung dalam sepak bola serta denda sebesar Rp150 juta.
Untuk PSIS Semarang yang mendapatkan denda 10 tahun dan denda Rp150 juta adalah Setiawan dan Budi Cipto. Kedua orang ini adalah asisten pelatih yang ada di pinggir lapangan saat pertandingan PSS-PSIS berlangsung.
Selain ofisial dan pelatih, sanksi berat juga diberikan kepada pemain pelaku gol bunuh diri, pemain yang turut bermain dan pemain cadangan yang ada di lapangan. Sanksi yang diberikan Komdis PSSI berbeda sesuai dengan perannya.
Salah satu yang terkena imbas sanksi ini adalah Alcorse. Meski tak bermain, dia dihukum lima tahun tak boleh berkecimpung di sepakbola Indonesia. Selain itu, dia juga harus membayar denda Rp 150 juta.
2 dari 4 halaman
Bertemu Komdis PSSI
"Setelah Pak Hinca (Hinca Panjaitan, Ketua Komisi Disiplin PSSI) datang, dia bertanya pada kami mengenai kejadian dan apa yang kami lihat atau dengar pada pertandingan tersebut. Saya menceritakan seluruh yang saya tahu," kenangnya.
"Dia bertanya apakah ada seseorang yang memberi instruksi pada pemain untuk mencetak gol bunuh diri. Saya dan Ronald menagaskan pada mereka bahwa sepengetahuan kami, tak ada seorangpun yang memberi instruksi."
Setelahnya, Alcorse melanjutkan kisahnya, seorang lain dari Komdis bertanya padanya. "Apa yang akan kamu lakukan jika kamu turun pada pertandingan tersebut," demikian kira-kira isi pertanyaannya.
Tanpa berpikir panjang, Alcorse menjawab bahwa dia akan menjalankan tugasnya sebagai seorang penyerang juga sebagai pesepakbola profesional.
"Tentu saya akan berusaha mencetak sebanyak mungkin gol. Selain sebagai profesional, semakin banyak gol saya cetak, semakin besar peluang saya berkesempatan mendapat kontrak yang lebih baik," paparnya.
"Selain itu, saya juga mewakili nama baik negara saya, juga nama baik saya. Saya telah bermain sepakbola sejak usia 15 tahun. Saya selalu ingin meraih kemenangan dalam setiap permainan. Di negara saya, sepakbola mengalir dalam aliran darah kami."
Tapi semua argumen dan penjelasan Alcorse tak membuat Komisi Disiplin PSSI percaya. Mereka tak percaya Alcorse tak melihat atau mendengar hal-hal yang mengundang kecurigaan pada laga tersebut.
"Mereka terus berkata bahwa saya berdusta. Komdis mengatakan bahwa saya mengetahui sesuatu dan menyembunyikan yang saya ketahui itu dari mereka. Kemudian, mereka mulai mengancam akan mendepak saya dari Indonesia. Ancaman ini mereka ulang-ulang terus."
"Saya terus berusaha menjelaskan pada mereka bahwa saya tak tahu menahu tentang hal ini. Saya juga mengatakan memiliki dokumen-dokumen sah untuk tetap berada di Indonesia," sambungnya.
Saat ini, Alcorse masih berupaya memahami sanksi Komdis. Dia masih belum sepenuhnya mengerti mengapa dia -yang tak ikut serta pada insiden tersebut- ikut menanggung hukuman.
"Saya tak bisa paham mengapa harus menanggung hukuman tak boleh bermain bola di Indonesia selama 5 tahun dan denda Rp 150 juta. Padahal, seperti saya ceritakan berulang-ulang, saya tak ikut bermain pada pertandingan itu," ucapnya.
3 dari 4 halaman
Bantah Rumor Takut Borneo
"Sejujurnya, saya belum bertanya pada teman-teman lain apakah mereka takut pada Borneo. Tapi, sesungguhnya hal ini hanya sekadar rumor," tegasnya.
"Mereka memang tim bagus. Secara statistik, Borneo juga menonjol. Namun, kami juga adalah tim bagus. Kami memiliki poin sama dengan mereka," sambung Alcorse.
Selain itu, Alcorse juga tak melihat adanya alasan untuk jeri pada Borneo. Pasalnya, dia yakin, dengan kerja keras tak ada tim yang tak bisa dikalahkan.
"Saya sebelumnya yakin bahwa ini saat yang tepat bagi kami untuk promosi ke ISL," sesalnya.
4 dari 4 halaman
Masa Depan Alcorse
"Saya akan berbicara dengan manajer tim. Saat ini, saya masih terikat kontrak dengan PSIS. Kemudian, saya akan putuskan akan melakukan apa."
"Saya tak punya agen yang bisa diajak berdiskusi mengenai hal ini. Namun, saya punya banyak teman yang membantu saya menghadapi masalah ini," Alcorse memungkasi kisahnya.
Advertisement
Berita Terkait
-
Bola Indonesia 25 November 2014 20:07
-
Bola Indonesia 24 November 2014 22:17
-
Bola Indonesia 24 November 2014 22:09
-
Bola Indonesia 24 November 2014 21:48
-
Bola Indonesia 24 November 2014 21:13
LATEST UPDATE
-
Piala Eropa 23 Maret 2025 11:46
-
Piala Eropa 23 Maret 2025 11:32
-
Tim Nasional 23 Maret 2025 10:57
-
Tim Nasional 23 Maret 2025 10:46
-
Tim Nasional 23 Maret 2025 10:39
-
Tim Nasional 23 Maret 2025 10:28
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...