Ketum The Jakmania: Psikologis Penonton Terpengaruh Karena Main Malam

Ketum The Jakmania: Psikologis Penonton Terpengaruh Karena Main Malam
Richard Ahmad (c) Fitri Apriani
-

Ketua Umum (Ketum) The Jakmania, Richard Ahmad menyesali bentrok yang terjadi antara suporter dengan pihak kepolisian di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Jumat (24/6) malam. Richard menilai, pertandingan yang digelar terlalu malam turut memberi pengaruh pada psikologis penonton.

"Semuanya di luar kendali. Mungkin akan berbeda kalau main siang," ujar Richard kepada wartawan usai pertandingan dihentikan.

Insiden bentrok tersebut terjadi setelah ratusan The Jakmania yang berhasil menjebol pintu pembatas sektor timur VIP berusaha masuk ke dalam lapangan. Sehingga laga dihentikan pada menit ke-81 saat Sriwijaya FC memimpin 1-0 melalui tendangan bebas Hilton Moreira pada menit ke-65.

"Kalau tadi tidak ada penonton yang ke lapangan, semua ini tidak akan terjadi. Tapi nanti akan kami evaluasinya," tutur pria asal Jakarta itu.

"Sekali lagi kondisi pertandingan malam menjadi faktor yang sangat berpengaruh," tambahnya.

Sebelumnya, Richard pernah meminta PT Gelora Trisula Semesta (PT GTS) selaku operator Indonesia Soccer Championship (ISC) untuk mengkaji ulang jadwal pertandingan malam. Pasalnya, pertandingan malam hari dinilai rawan kriminalisme.

Permintaan mengevaluasi jadwal pertandingan malam sendiri bukan tanpa alasan. Sebab, pada saat Persija Jakarta menjamu Persela Lamongan beberapa waktu lalu telah menelan korban.

Bahkan salah satu The Jakmania, Muhammad Fahreza harus meregang nyawa setelah sempat dilaporkan koma selama dua hari. Fahreza tak terselamatkan setelah menjadi korban pengeroyokan oknum yang diduga aparat kepolisian jelang laga antara Macan Kemayoran kontra Persela Lamongan di SUGBK, Senayan, Jakarta, Jumat (13/5). [initial]


 (viet/dim)