
Bola.net - - Save Our Soccer (SOS) menyoroti proses verifikasi stadion yang dilakukan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB). Mereka menilai ketegasan yang sempat ditunjukkan operator kompetisi Liga 1 musim 2018 ini semu belaka.
PT LIB sempat mengumumkan ada tiga stadion yang tak memenuhi standar dan dinyatakan tak lolos verifikasi. Tiga stadion tersebut adalah Stadion Marora di Serui, Stadion Teladan di Medan, dan Stadion Moch. Soebroto di Magelang. Namun, belakangan, PT LIB menegaskan bahwa tiga stadion ini telah memenuhi kriteria.
Dika Surjanto dari Departemen Litbang SOS menilai bahwa verifikasi stadion hanya formalitas. Standarisasi yang dibuat berpuluh-puluh halaman, sambungnya, sebatas dijadikan 'kitab suci', yang diletakkan di lemari.
"Sejak 2008, verifikasi stadion tak pernah tegas dan jelas. Banyak negosiasi yang dilakukan dan operator kompetisi membuka pintu untuk itu. Inilah salah satu penyebab utama tak maju-majunya kompetisi profesional sepak bola Indonesia. Tidak tegas dan cenderung standar ganda," ujar Dika.
Menurut Dika, proses verifikasi stadion musim ini tak lebih baik dari musim lalu. Banyak standar yang diabaikan. Tak sebatas lampu penerangan, Dika menambahkan, banyak aspek lain yang terabaikan mulai dari fasilitas match organization, fasilitas media sampai fasilitas public/penonton.
"Musim lalu misalnya, LIB bisa memaksa Persiba Balikpapan hijrah dari Stadion Parikesit Pertamina, ke Stadion Gajayana karena tak lolos verifikasi," tutur Dika.
"Namun, karena Perseru mendapatkan 'fasilitas khusus' bisa main di Stadion Marora, Persiba akhirnya bisa kembali ke Stadion Parikesit sebelum akhirnya main di markas baru mereka, Stadion Batakan," ia menambahkan.
Lebih lanjut, SOS meminta Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), sebagai kepanjangan tangan pemerintah, tak berpangku tangan dengan fenomena ini. BOPI, sambung Dika, seharusnya tanggap dengan hal-hal semacam ini.
"Jangan sampai reformasi tata kelola yang didengungkan sebagai upaya percepatan pembangunan sepakbola nasional hanya pencitraan semata. Padahal, kita sudah membayar mahal dengan sanksi FIFA selama setahun," ucap Dika.
"Sepakbola kita bisa maju dan prestasi bila aturan dan regulasi dijalankan dengan benar. Dari segi administrasi dan ketegasan dalam pengelolaan kompetisi professional kita sudah tertinggal dari negara-negara ASEAN lainnya. Perlu segera bangun dari tidur panjang," tandasnya.
Advertisement
Berita Terkait
-
Bola Indonesia 22 Desember 2017 05:12
-
Bola Indonesia 8 Desember 2017 15:45
Mengutip Imam Syafi'i, SOS Kutuk Pernyataan Kontroversial Ketum PSSI
-
Bola Indonesia 20 November 2017 12:05
-
Bola Indonesia 20 November 2017 10:42
-
Bola Indonesia 14 November 2017 03:05
Suporter Kembali Jadi Tumbal, SOS Pertanyakan Peran Pemerintah
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 21:31
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 21:22
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 21:07
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 21:05
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 20:57
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 20:48
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...