Kemenpora Tagih Laporan Pertanggungjawaban GTS Terkait ISC 2016

Kemenpora Tagih Laporan Pertanggungjawaban GTS Terkait ISC 2016
Indonesia Soccer Championship. (c) isc

Bola.net - - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) meminta laporan pertanggung jawaban kepada PT Gelora Trisula Semesta (GTS) selaku operator Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016. Laporan itu nantinya dijadikan bahan referensi bagi Pemerintah maupun PSSI untuk kompetisi di tahun 2017.

Seperti diketahui, kompetisi ISC bisa digelar karena adanya rekomendasi dari Kemenpora pada akhir bulan April 2016. Pihak Kemenpora sendiri memberikan apresiasi pada pihak GTS atas pelaksanaan kompetisi tersebut.

"Kemenpora memahami bahwa upaya PT GTS untuk melaksanakan dan sebagai yang bertanggung-jawab terhadap kegiatan ISC 2016 tidaklah mudah karena awalnya berlangsung pada saat pembekuan terhadap PSSI masih berlangsung. Selain itu turnamen tersebut juga cukup efektif mengisi kekosongan kegiatan kompetisi persepakbolaan nasional untuk durasi waktu yang cukup panjang setelah sebelumnya telah berlangsung sejumlah turnamen lain yang diselenggarakan oleh penyelenggara lain, antara lain Piala Kemerdekaan, Piala Presiden, Piala Sudirman, Piala Bhayangkara dan Piala Gubernur Kaltim dan lain-lain. Untuk itu, Kemenpora mengucapkan terima kasih kepada PT GTS atas terselenggaranya turnamen tersebut." bunyi pernyataan Kemenpora.

Meski demikian, mereka tetap meminta laporan pertanggung jawaban dari pihak operator. Apalagi muncul sejumlah insiden yang tak bisa dipandang sebelah mata seperti konflik antar suporter pasca pertandingan Persija melawan Persib di Stadion Manahan Solo dan juga persoalan validitas sejumlah pemain asing di kompetisi itu.

Permohonan laporan pertanggung jawaban tersebut disampaikan Kemenpora melalui surat dengan nomor surat 1414/D.IV/12/2016 tertanggal 27 Desember 2016. Kemenpora meminta laporan itu karena nantinya bisa dipakai sebagai bahan referensi bagi Pemerintah maupun PSSI untuk kompetisi PSSI di tahun 2017 mendatang.

Kemenpora menjabarkan, dari laporan itu nanti, mereka berharap bisa mendapatkan pandangan secara objektif terkait 14 hal:

1. Sejauh mana tingkat fair play dari setiap klub.

2. Sejauh mana tanggung-jawab setiap tuan rumah dalam menyelenggarakan pertandingan, karena ini belajar dari kasus kejadian pertandingan di Stadion Utama Senayan tanggal 24 Juni 2016 yang berdampak adanya kerusuhan setempat.

3. Sejauh mana pemberlakuan FIFA Safety Guidelines bisa diterapkan.

4. Apakah tes doping sempat dilakukan dengan sejumlah sample tertentu.

5. Sejauh mana strata dan verifikasi pemain asing diberlakukan.

6. Sejauh mana ketentuan logistik bisa ditaati.

7. Sejauh mana akses peliputan media bisa terpenuhi.

8. Sejauh mana distribusi tiket bisa dijamin ketersediaan dan aksesibilitasnya.

9. Seberapa jauh dukungan medis terpenuhi.

10.Sejauh mana prosedur disiplin dan banding dapat diterapkan.

11.Sejauh mana kewibawaan wasit dan perangkat pertandingan lainnya dapat terjaga.

12.Sejauh mana kewajiban finansial klub terhadap pemainnya dapat terpenuhi.

13.Sejauh mana hubungan dengan kelompok suporter dapat dilakukan secara konstruktif.

14.Sejauh mana hak siar dapat diterapkan secara konsisten dan transparan.