Kalah dan Diintimidasi Aremania, Surabaya United Tetap Tegakkan Kepala

Kalah dan Diintimidasi Aremania, Surabaya United Tetap Tegakkan Kepala
Ibnu Grahan (c) Fafa Wahab
- Meski Surabaya United tumbang di tangan Arema Cronus dengan skor 1-3, pelatih Ibnu Grahan tetap angkat topi dengan perjuangan para pemainnya. Ibnu menganggap timnya yang mayoritas dihuni para pemain berusia muda, telah menunjukkan permainan mengagumkan. Padahal mereka sempat mendapat teror dari Aremania.


"Saya angkat topi dengan pemain saya. Kita berangkat dari hotel dengan berita banyak Aremania yang meninggal. Saat masuk stadion, bus kita hancur dilempari oleh Aremania. Meski stadion netral, saya anggap ini kita main di kandang Arema," ucap Ibnu Grahan, Sabtu (19/12) malam usai pertandingan.


Bus yang ditumpangi Surabaya United memang mendapat intimidasi luar biasa dari Aremania. Kelompok suporter yang identik dengan warna biru ini melempari bus dengan kayu hingga batu berukuran besar. Puncaknya ketika tiba di pintu gerbang Stadion Maguwoharjo, sebuah batu besar membuat kaca di dekat pintu bus pecah. Banyak pemain yang menjadi korban.


Kebanyakan mereka mengalami lecet di sejumlah bagian tubuh akibat tergores pecahan kaca. "Ini pengalaman berharga untuk pemain muda. Kejadian itu pasti ada pengaruh ke mental pemain. Kebanyakan dari mereka baru pertama kali mengalami kejadian dilempari saat ke stadion. Pemain saya masih muda, mereka belum pernah mengalami seperti itu," jabar Ibnu.


Surabaya United sebenarnya tampil bagus. Utamanya ketika mereka menurunkan Sahrul Kurniawan dan Hargianto di menit ke-42. Masuknya kedua pemain ini membuat Surabaya United diperkuat tujuh jebolan Tim Nasional (Timnas) U-19.


"Tapi babak kedua kita kedodoran. Ini karena bodohnya tim pelatihnya. Seperti ketika tiba-tiba Hargi keluar sendiri karena sakit. Seharusnya hal ini tak terjadi kalau kita sudah tahu kondisi pemain," tutup Ibnu.[initial]

 (faw/dub)