Juarai Piala Presiden 2019: Kisah Cinderella Arema

Juarai Piala Presiden 2019: Kisah Cinderella Arema
Gelandang Persebaya, Damian Lizio, melepas tembakan ke gawang Arema, namun ditepis Kartika Ajie dalam leg kedua final Piala Presiden di Stadion Kanjuruhan, Malang (12/04). (c) Bola.com/Aditya Wany

Bola.net - Arema FC akhirnya berhasil ditahbiskan sebagai juara Piala Presiden 2019. Klub berlogo singa mengepal ini memastikan mengangkat piala -dari kayu beraksen perak dan batuan nusantara- tersebut usai mengalahkan Persebaya Surabaya dengan agregat 4-2, pada partai final, yang digelar dalam dua leg.

Bagi Arema, keberhasilan ini bak kisah Cinderella. Mengawali turnamen dengan tertatih, mereka akhirnya perlahan bangkit, sampai membuktikan diri sebagai yang terbaik pada ajang turnamen pramusim terakbar di Indonesia ini.

Dari perjalanan Arema ini, ada sejumlah hal menarik yang layak menjadi catatan bagi Aremania dan para pencinta sepak bola lainnya. Apa saja catatan tersebut? Bola.net merangkumkan untuk Anda.

1 dari 8 halaman

Mulai Sebagai Pesakitan

Mulai Sebagai Pesakitan

Pemain Arema FC. (c) instagram.com/aremafcofficial

Arema mengikuti turnamen ini tanpa target juara. Apalagi, sebelumnya, mereka harus tersingkir dari ajang Piala Indonesia. Menurut General Manager Arema, Ruddy Widodo, keikutsertaan mereka pada ajang ini hanya untuk mematangkan persiapan jelang berlaga pada kompetisi Liga 1 musim 2019.

"Kami juga ingin menjadikan ajang ini sebagai kesempatan memadukan tim dan melihat apa saja kekurangan yang masih ada di tim ini," ucap Ruddy waktu itu.

Benar saja. Pada laga pertama mereka, kontra Barito Putera, Arema tak tampil terlalu apik. Mereka gagal menahan dominasi Barito Putera dan harus tertinggal dua gol terlebih dahulu, sebelum pada pengujung laga bisa membalikkan kedudukan dan mengakhiri laga dengan kemenangan 3-2.

Bagi Pelatih Arema, Milomir Seslija, hal ini merupakan bukti kekuatan mental para pemain mereka. Namun, bagi publik, hal ini menunjukkan sejumlah kelemahan yang ada di permainan Arema.

2 dari 8 halaman

Dihempaskan Persela ke Titik Nadir

Dihempaskan Persela ke Titik Nadir

Selebrasi Washington Brandao (c) Persela Lamongan Official

Pada laga kedua, kontra Persela Lamongan, Arema benar-benar terhempas ke titik nadir. Gagal menunjukkan permainan terbaik mereka, Arema dipermainkan oleh Persela Lamongan.

Berulang kali, dalam laga tersebut, para penggawa Persela membuat Utam Rusdiyana -kiper Arema- jatuh bangun. Pemain-pemain muda besutan Aji Santoso ini juga mampu membuat pemain-pemain bintang Arema frustasi dan bermain bak anak yang baru mengenal sepak bola. Walhasil, ketika laga usai, para penggawa Arema harus rela menelan kekalahan 0-1.

Kekalahan dari tim selevel Persela memicu gelombang kritik pada Arema. Aremania meminta agar ada perubahan dilakukan di tim tersebut. Mereka tak ingin Arema terus terpuruk dan menelan hasil memalukan lagi ke depannya.

3 dari 8 halaman

Mulai Bangkit Lawan Persita

Mulai Bangkit Lawan Persita

Striker Arema, Ahmad Nur Hardianto, saat beraksi melawan Persita Tangerang. (c) Arema FC Official Instagram

Hujan kritikan, hujatan, dan cemoohan direspon Arema dengan sejumlah perubahan. Tak hanya secara komposisi pemain, mereka pun coba mengubah gaya bermain mereka.

Arema, yang sebelumnya banyak mengandalkan permainan direct, mengubah permainan mereka. Kali ini, Jayus Hariono dan kawan-kawan lebih mengandalkan permainan dari kaki ke kaki.

Tak hanya itu. Arema juga kian pintar memainkan tempo permainan. Mereka main lebih cerdik dan tak asal menginjak pedal gas saja.

Serangkaian perubahan ini berhasil. Pada laga pamungkas di fase grup, mereka berhasil mengalahkan Persita Tangerang, dengan skor 6-1, sekaligus mengamankan posisi kedua pada fase grup.

4 dari 8 halaman

Kehidupan Kedua Jelang Hadapi Bhayangkara

Kehidupan Kedua Jelang Hadapi Bhayangkara

Selebrasi Ricky Kayame (c) Arema FC Official

'Hanya' berstatus runner-up, Arema memerlukan keajaiban untuk bisa lolos ke Babak Delapan Besar. Keajaiban itu pun datang. Mereka masuk dalam tiga runner-up terbaik, yang bakal menemani lima juara grup pada Delapan Besar Piala Presiden 2019.

Arema tak manyia-nyiakan kehidupan kedua mereka. Menghadapi Bhayangkara di Delapan Besar -yang digelar dengan format single match- Arema membuat kejutan dengan kemenangan telak empat gol tanpa balas.

Menurut Asisten Pelatih Timnas Indonesia, Joko Susilo, kemenangan ini bukan sekadar keberuntungan. Pria yang juga menjabat Direktur Teknik Akademi Arema ini menilai kemenangan tersebut sebagai buah kecerdikan Arema.

"Mereka mampu memanfaatkan kelebihan para pemain, yaitu kecepatan. Dengan kecepatan para pemainnya, Arema sangat berbahaya ketika melakukan serangan balik," ucap Joko, pada Bola.net.

"Mereka sabar menunggu dan mencoba membuat lawan melakukan kesalahan. Begitu ada lawan salah, para pemain Arema langsung menusuk pertahanan mereka.

5 dari 8 halaman

Mendominasi Kalteng Putra

Mendominasi Kalteng Putra

Duel Arema FC vs Kalteng Putra FC. (c) Bola.com/Iwan Setiawan

Lolos ke Semifinal, Arema menghadapi Kalteng Putra, yang disebut sebagai pembunuh raksasa. Namun, Arema relatif tak kesulitan mendominasi kala menghadapi Laskar Isen Mulang, julukan Kalteng Putra.

Memanfaatkan kesalahan strategi Kalteng Putra, pada laga leg pertama di kandang Arema, Hamka Hamzah dan kawan-kawan sukses meraih kemenangan tiga gol tanpa balas. Hampir semua gol Arema pada laga ini merupakan buah kecerdikan mereka memanfaatkan kesalahan lawan, yang gagal menjaga tempo permainan.

Bermodal kemenangan telak pada leg pertama, Arema datang ke kandang Kalteng Putra dengan kepercayaan diri tinggi. Mereka sukses memanfaatkan tekanan yang ada di kubu tuan rumah untuk kembali mengemas kemenangan 3-0.

6 dari 8 halaman

Mental Juang di Kandang Rival

Mental Juang di Kandang Rival

Persebaya Surabaya vs Arema FC (c) Arema FC Official

Arema bertemu Persebaya pada Babak Final Piala Presiden 2019. Pada leg pertama, Dendi Santoso dan kawan-kawan mendapat giliran untuk melawat ke kandang Persebaya lebih dulu.

Jelang lawatan ini, kondisi para penggawa Arema sejatinya tak terlalu ideal. Mereka sudah didera kelelahan usai mengarungi padatnya jadwal turnamen.

Kondisi ini sedikit banyak mempengaruhi permainan Arema pada leg pertama. Mereka sempat dua kali tertinggal, sebelum mampu menyamakan kedudukan dan memastikan hasil imbang 2-2.

Menurut Asisten Pelatih Arema, Kuncoro, pada laga ini, anak asuhnya sudah kelelahan. Hanya semangat juang para pemainnya saja lah yang mampu membuat mereka bermain ciamik.

"Alhamdulillah, mereka punya semangat juang dan mental baja. Hasil ini membuat kami memiliki modal dan motivasi berlipat jelang pertandingan kedua," kata pelatih berusia 46 tahun tersebut.

7 dari 8 halaman

Spartan dan Sniper Bawa Gelar Juara bagi Arema

Spartan dan Sniper Bawa Gelar Juara bagi Arema

Gelandang Persebaya, Damian Lizio, melepas tembakan ke gawang Arema, namun ditepis Kartika Ajie dalam leg kedua final Piala Presiden di Stadion Kanjuruhan, Malang (12/04). (c) Bola.com/Aditya Wany

Jelang leg kedua, menurut Kuncoro, kondisi fisik para pemainnya sudah benar-benar habis. Bahkan, legenda Arema Malang ini, mengibaratkan para pemainnya sudah layuh sendi.

Namun kondisi ini tak membuat mereka menyerah. Menurut Milo, timnya tetap akan berjuang sekuat tenaga untuk memastikan gelar juara mereka.

Arema mengawali laga dengan tak meyakinkan. Usai peluang Ricky Kayame yang masih melintas di mulut gawang Persebaya, giliran pertahanan Arema yang dibombardir dari berbagai sisi. Setidaknya, empat kali Persebaya melepas sepakan akurat ke gawang Arema. Ini belum terhitung dua kali sepakan yang melenceng tipis dari sasaran. Namun, apiknya koordinasi barisan pertahanan membuat gawang Kurniawan Kartika Ajie masih selamat.

Sebaliknya, Arema benar-benar mampu memanfaatkan peluang mereka. Bak seorang sniper mereka memanfaatkan satu-satunya sepakan ke gawang Persebaya untuk mencetak gol, melalui Ahmad Nur Hardianto.

Pada babak kedua, para penggawa Arema bermain lebih spartan. Tak lagi bertahan terlalu dalam, mereka meladeni Persebaya di lini tengah. Berulang kali pertarungan terjadi di sektor ruang mesin ini.

Arema akhirnya kembali mendapat peluang untuk melepas sepakan ke gawang Persebaya ketika pertandingan sudah memasuki penghujung waktu normal. Ricky Kayame tak menyia-nyiakan peluang tersebut dan menggandakan sekaligus memastikan kemenangan timnya.

8 dari 8 halaman

Kebangkitan Arema

Kebangkitan Arema

Persebaya Surabaya vs Arema FC (c) Arema FC Official

Milo sendiri tak mengingkari timnya mengalami perjalanan yang mirip dengan kisah-kisah dongeng pada turnamen ini. Menurutnya, gelar juara ini merupakan puncak kebangkitan mereka, setelah jatuh ke titik terendah usai laga kontra Persela lalu.

"Setelah lawan Persela lalu, semua menghujat dan memberi kritikan. Kami mampu bangkit dari semua itu dan memainkan sepak bola yang luar biasa," kata Milo dalam konferensi pers usai memastikan gelar juara.

"Terima kasih pada semua pihak. Tak hanya tim dan manajemen. Gelar juara ini juga untuk Aremania. Ini kado bagi mereka," tandasnya.