Jiah! Persis Solo Nunggak Gaji Pemain Hingga Rp2,3 Miliar

Jiah! Persis Solo Nunggak Gaji Pemain Hingga Rp2,3 Miliar
Suporter Persis Solo (c) Bola.com/Vincentius Atmaja

Bola.net - Persis Solo ketahuan punya tunggakan gaji pemain hingga Rp2,3 miliar. Fakta itu terungkap setelah Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) mengirimkan tagihan tunggakan gaji kepada National Dispute Resolution Chamber (NDRC) Indonesia, Jumat (13/8/2021).

Angka detail dari tunggakan gaji tersebut adalah Rp2.332.900.000. Nilai itu untuk tujuh pemain.

Sebenarnya, ada 18 pemain yang gajinya ditunggak oleh tim berjuluk Laskar Samber Nyawa itu. Namun, hanya tujuh yang memenuhi syarat untuk diajukan gugatannya ke NDRC Indonesia.

Penyebab 11 pemain lainnya tak bisa mengajukan gugatan karena tidak memiliki salinan kontrak. Mereka juga sulit mendapatkan akses untuk meminta salinan kontrak dari pihak klub.

Padahal merujuk peraturan FIFA, Circular no 1171/2008 mengenai Standar Minimum Kontrak Pesepakbola Profesional, Poin 1.2, di sana telah diatur secara tegas mengenai salinan kontrak. “Each signatory party must receive a copy of the contract and one copy has to be forwarded to the Professional League and / or Member Association for registration according to the provisions of the competent football body.”

Dalam peraturan itu disebutkan dengan jelas, setiap pihak yang tercantum pada kontrak diharuskan untuk memiliki salinan atas kontrak. Kemudian salinan yang sama harus dikirimkan kepada badan yang berwenang dalam penyelenggaraan kompetisi, dalam hal ini PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator.

Baca halaman berikutnya ya Bolaneters

1 dari 3 halaman

Tidak Hanya Terjadi di Persis Solo

Executive Committee APPI, Riyandi Angki mengungkapkan, pemain yang tidak memegang salinan kontrak itu ternyata sudah menjadi fenomena tersendiri. Jadi, tidak hanya terjadi di Persis.

Situasi itu juga menjadi pekerjaan rumah buat APPI untuk terus-menerus menyadarkan pemain. Bahwasannya, memiliki salinan kontrak yang sama dengan yang dilaporkan ke PSSI dan LIB itu penting.

“Masih banyak pesepakbola yang tidak memiliki salinan kontraknya, seperti Mitra Kukar dan PSM Makassar," ujar Riyandi.

"APPI berharap peraturan ini dapat ditaati seluruh klub pro di Indonesia, baik di Liga 1 ataupun Liga 2,” katanya menambahkan.

2 dari 3 halaman

Rugikan Diri Sendiri dan Melanggar Aturan FIFA

Menurut Riyandi, pada akhirnya pemain sepak bola sendiri yang rugi kalau tidak memegang salinan kontrak. Seperti yang dialami 11 pemain Persis.

“Dengan tidak ada punya salinan kontrak, selain melanggar peraturan FIFA, hal ini sangat merugikan bagi pesepakbola," katanya.

"Mereka jadi tidak bisa melakukan penyelesaian melalui NDRC kalau terjadi kasus soal gaji,” tambah Riyandi.

3 dari 3 halaman

18 Orang Jadi Pemain Bebas

Sementara itu mengenai status 18 pemain Persis yang gajinya ditunggak, otomatis sudah berstatus bebas transfer. Sehingga mereka tidak perlu surat keluar untuk bisa bergabung dengan klub lain.

Hal itu merujuk kepada asas kebebasan berkontrak untuk melakukan perpindahan atau transfer, yang tertuang dalam Regulasi FIFA Regulations on the Status and Transfer of Players. Di sana disebutkan jika kontrak selesai, maka sudah tidak ada hubungan hukum lagi antara pesepakbola dengan klubnya.

Adanya aturan Surat Keluar memang membuat banyak pesepakbola terhambat dalam proses perpindahan ke klub barunya, meski status kontrak dengan klub lama telah usai. Hal ini melanggar Bosman Ruling yang telah terjadi sejak 1995.

(Fitri Apriani/Bola.net)