Jaya Hartono Ungkapkan Alasan Tangani Persiram

Jaya Hartono Ungkapkan Alasan Tangani Persiram
Pelatih Persiram, Jaya Hartono © Fajar Rahman
Bola.net - Ditunjuk untuk menangani Persiram Raja Ampat musim ini, Jaya Hartono mengaku senang. Pelatih kelahiran Medan 20 Oktober 1963 ini pun siap mewujudkan target masuk 10 besar yang dicanangkan manajemen klub.

Keyakinan tersebut, tentu bukan tanpa alasan. Dikatakan mantan pemain klub Niac Mitra yang pernah meraih gelar juara kompetisi Galatama pada tahun 1987 tersebut, skuad yang ada diyakini mampu membantu merealisasikan target.

"Kami punya pemain yang berkualitas. Apalagi, mayoritas adalah pemain lokal Papua. Mereka memiliki determinasi tinggi dalam bermain," ujar mantan pemain Timnas yang berhasil meraih medali emas di SEA Games tahun 1987 dan Piala Kemerdekaan tahun 1986.

"Namun, yang perlu diwaspadai adalah soal mental yang kerap tidak stabil. Karena itu, penting bagi saya untuk selalu mengingatkan para pemain," sambungnya.

Menurutnya lagi, para pemain asal Papua memang dikenal memiliki skill, kecepatan dan daya tahan luar prima. "Saya akan berupaya keras membuat kemampuan, prestasi dan mentalitas bertanding para pemain menjadi stabil. Bahkan, seharusnya bisa menanjak," imbuh mantan pembesut Persib Bandung, Persik Kediri, Persija Jakarta dan Persiba Balikpapan tersebut.

Deretan alasan tersebut, membuat Jaya Hartono mengaku cepat menyatu dan betah dengan kondisi di skuad Dewa Lau t-julukan Persiram Raja Ampat. Jaya juga membeberkan alasan lainnya, yakni Dewa Laut dinilai sebagai klub yang relijius.

"Manajemen klub menekankan pentingnya arti ibadah dan selalu meminta pertolongan kepada Sang Pencipta. Misalnya saja, umat Kristiani yang ada di klub ini selalu menjalankan ibadah secara bersama-sama. Biasanya, dilakukan setiap sabtu malam," tukasnya.

Lebih jauh dikatakannya, mengaku mendapatkan banyak pelajar penting dari klub tersebut. Misalnya, orang Papua sangat mengutamakan keluarganya, mempunyai rasa keterikatan emosi yang kuat dengan budaya dan tanah asalnya, serta rasa persatuan yang kuat dengan sesama orang Papua.

"Karena itu, ketika ada persoalan saya selalu mengatasinya dengan cara pendekatan yang persuasif. Diperlukan pemahaman, pengarahannya dan pendekatan," tutupnya. (esa/dzi)