Jadwal Lanjutan Shopee Liga 1 2020 Padat, Pemain Rentan Cedera Hamstring

Jadwal Lanjutan Shopee Liga 1 2020 Padat, Pemain Rentan Cedera Hamstring
Andri Muliadi saat mengalami cedera (c) Bola.com/Nick Hanoatubun

Bola.net - Padatnya jadwal kompetisi Shopee Liga 1 musim 2020 membawa risiko bagi kondisi para pemain. Mereka rentan terkena cedera.

Sport Therapist Arema FC, David Setiawan, menyebut bahwa ada sejumlah cedera yang mungkin terjadi sebagai buah dari mepetnya jadwal pertandingan yang harus dilakoni. Yang paling mungkin, sambung alumnus Universitas Negeri Yogyakarta tersebut, adalah cedera hamstring.

"Yang paling rentan untuk cedera adalah hamstring," ucap David, pada Bola.net.

"Selain itu juga ada cedera betis dan quadriceps," sambungnya.

Menurut David, hamstring merupakan bagian yang paling rentan cedera karena otot yang terletak di belakang paha ini adalah otot besar. Otot ini, sambungnya, berfungsi sebagai tumpuan dan penggerak.

"Otot ini buat lari, lompat, sprint, dan sebagainya. Ini yang menjadi pemicunya," sambungnya.

Sebelumnya, lanjutan Shopee Liga 1 musim 2020 ini hampir bisa dipastikan bakal berlangsung padat. Dalam lima bulan, tim-tim peserta harus menuntaskan tak kurang dari 31 pertandingan.

Untuk Arema FC sendiri, rata-rata, jeda antarpertandingan mereka 4,9 sampai 5 hari. Jeda antar pertandingan yang paling singkat adalah 4 hari. Sementara, jeda paling panjang adalah sembilan hari.

Jeda antarpertandingan Arema yang paling banyak adalah empat hari. Ada 12 pertandingan yang memiliki jeda empat hari dari pertandingan sebelumnya.

Bisa jadi, jeda selama empat hari ini cukup. Terutama jika berdasar teori bahwa istirahat minimal antarpertandingan berdurasi tiga hari. Namun, jeda empat hari ini sudah termasuk waktu perjalanan.

Simak artikel selengkapnya di bawah ini.

1 dari 2 halaman

Kiat Hindari Cedera

Lebih lanjut, David menyebut ada sejumlah kiat yang bisa dilakukan untuk meminimalisir risiko cedera mereka di tengah padatnya jadwal. Salah satunya, sambungnya, adalah dengan memaksimalkan waktu recovery.

"Yang paling penting dengan kondisi seperti ini adalah recovery secara individual," ucap David.

"Recovery individual ini bisa dengan cara massage dan memanfaatkan waktu untuk beristirahat dengan cukup," imbuhnya.

Selain itu, menurut David, ada hal lain yang bisa dilakukan untuk meminimalisir risiko cedera akibat jadwal kompetisi yang padat. Hal tersebut adalah memenuhi nutrisi makanan.

"Nutrisi makanan ini penting. Misal setelah protein harus banyak mengonsumsi protein. Sementara, sebelum main mengonsumsi karbohidrat," tutur David.

"Yang paling penting, pemain menjalani saran soal menu makanan dan nutrisi yag disarankan tim medis," ia menambahkan.

2 dari 2 halaman

Siasati Latihan di Gym

Tak hanya mengandalkan recovery dan nutrisi, menurut David,
ada sejumlah latihan yang bisa dilakukan untuk meminimalisir potensi cedera. Salah satunya adalah latihan di gym.

"Latihan di gym sebetulnya sangat efektif untuk maintenance," ungkap David.

"Namun, dengan jadwal yang padat ini, latihan di gym sepertinya nggak mungkin," sambungnya.

Menurut David, dengan kondisi ini, ada siasat yang bisa ditempuh. Siasat tersebut adalah banyak memberi porsi latihan core kepada para pemain.

"Bisa juga dengan latihan prevention, yaitu latihan kekuatan dengan menggunakan beban tubuh seperti push-up, back-up, dan sebagainya," ia menandaskan.

(Bola.net/Dendy Gandakusumah)