Iwan Bule Bicara Soal Mafia Bola di Indonesia: Ada Sesuatu di Dalam Klub

Iwan Bule Bicara Soal Mafia Bola di Indonesia: Ada Sesuatu di Dalam Klub
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, meletakkan piala Liga 2 2021 sebelum laga final Liga 2 2021 antara Rans Cilegon FC melawan Persis Solo di Stadion Pakansari, Bogor, Kamis (30/12/2021). (c) Bola.com/Bagaskara Lazuardi

Bola.net - Keberadaan mafia bola di lingkungan sepak bola Indonesia sudah meresahkan masyarakat. Dan ketua umum PSSI, Mochamad Iriawan atau yang biasa disapa Iwan Bule, membenarkan kehadiran mereka.

Isu ini kembali mencuat ketika Anggota Komite Eksekutif (EXCO) Haruna Soemitro muncul ke permukaan. Ia mengatakan kalau PSSI tidak terlalu fokus pada pemberantasan match fixing yang diinisiasi oleh mafia bola.

Haruna mengatakan kalau match fixing sebaiknya diberantas kalau sudah ada bukti keberadaanya. Tetapi, Soemitro juga mengonfirmasi kebenaran adanya judi bola di Indonesia yang dipercaya oleh beberapa kalangan sebagai biang kerok match fixing.

Kedatangan Iwan Bule dalam siniar Close the Door milik Deddy Corbuzier memperjelas kehadiran mafia bola di Indonesia. Ia mengonfirmasi kalau mafia bola di Indonesia memang benar adanya.

Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.

1 dari 2 halaman

Ada Sesuatu di Dalam Klub

Iwan Bule, yang memiliki nama asli Mochammad Iriawan, mencurigai aktivitas match-fixing dilakukan di dalam klub. Namun ia memastikan kalau tidak semua klub terlibat dalam kegiatan tersebut, umumnya klub papan atas.

"He'em," sembari menangguk pelan. "Belahan dunia mana pun ada. Mereka menginginkan satu pertandingan dikalahkan atau dimenangkan dan memengaruhi pemain atau juga klub," lanjut Iwan Bule.

"Ya pasti [pemain atau klub] diiming-imingin finansial. Ada sesuatu, dan itu harus didalami. Pasti ada sesuatu di dalam klub itu. Tapi klub-klub papan atas itu biasanya cukup jarang ya [terindikasi match fixing] di Indonesia," katanya lagi.

2 dari 2 halaman

Soal Kasus Match Fixing Perserang

Isu match fixing pernah ramai dibicarakan pada bulan Oktober 2021 lalu yang melibatkan Perserang Kabupaten Banten. Klub Liga 2 tersebut sampai memecat pelatih dan lima pemain yang diduga terlibat dalam kasus tersebut.

"Perserang ada indikasi enam pemain menerima suap dari luar. Kami belum bisa memastikan apakah uang itu ada atau tidak, tapi dia mengaku dihubungi oleh seseorang melalui telepon, private number, untuk mengalah." kata Iwan Bule.

"Kemarin [pemain yang terlibat] tidak terlalu banyak, lah. Antara puluhan sampai seratus [juta]. Iya, [jumlahnya tidak terlalu besar], tapi mungkin pada saat itu dia mungkin butuh kali ya."

(Close the Door)