Ini Segudang Pertanyaan BOPI Pada GTS dan ISC-nya

Ini Segudang Pertanyaan BOPI Pada GTS dan ISC-nya
Badan Olahraga Profesional Indonesia (c) ist
- Segudang pertanyaan dilontarkan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) pada PT Gelora Trisula Semesta, sebagai penyelenggara Indonesia Soccer Championship 2016. Menurut BOPI, pertanyaan-pertanyaan ini harus dijawab PT GTS sebelum mereka menerapkan konsep mereka dalam kompetisi yang diniati jadi percontohan tersebut.


"Pertama, jika legal standing PT GTS dan ISC adalah RUPS PT. LI per 24 Oct 2015 dan Hasil Risalah ISL Klub Meeting per 16 Jan 2016 -yang merupakan kegiatan resmi di bawah PSSI, maka bagaimana status klub peserta ISC itu? Apakah klub anggota PSSI (Persiram, Persebaya) atau klub Non Anggota PSSI (PS TNI, Surabaya United dan Arema Cronus)," ujar Kepala Pengawasan untuk Operasional Olahraga Profesional Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), Llano Mahardika, pada .


"Kemudian, jika ternyata klub non anggota PSSI, misal ada klub bernama Naga Emas FC, bisa nggak ikut daftar dalam ISC?" sambungnya.


Llano juga mempertanyakan siapakah yang berhak menjadi lisensor, lembaga pemeriksa dan penentu klub mana yang layak sesuai Club Licensing System, terhadap para calon peserta ISC. Ia mempertanyakan apakah GTS sebagai operator juga akan berperan sebagai lisensor.


"Jika iya, artinya GTS sebagai operator juga merangkap peran dan fungsi menjadi federasi (regulator). Bolehkah hal ini?" tanyanya.


Lebih lanjut, ia menggarisbawahi pernyataan PT GTS bahwa salah satu syarat dalam menentukan klub peserta untuk ISC ialah memenuhi kriteria sesuai Club Licensing System. Pertanyaannya, sambung Llano, adalah standar mana yang digunakan dalam menilai kelayakan klub.


"Apakah memakai FIFA CLR, AFC CLR, PSSI CLR, atau malah GTS membuat standar CLR sendiri? Dan jika iya, mana hasil verifkasi kelayakan klub yang dilakukan oleh GTS, selaku lisensor-nya ISC?" tukas Llano.


Pertanyaan tak berhenti di situ. Llano juga menanyakan metode penyelesaian yang diterapkan semisal ada sengketa kontrak di ISC. Ia mengaku tak paham mengapa sengketa ini mesti ditengahi GTS.


"Kenapa tidak ke BAKI (Badan Arbitrase Keolahragaan Indonesia)?" tanyanya.


Pertanyaan terakhir, menurut Llano berkaitan dengan status PT GTS. Dalam konteks ini, ia membandingkan kompetisi ISC, yang digelar GTS, dengan industri lain, seperti perminyakan dan lain-lain.


"Dapatkah GTS selaku operator dari industri ISC, juga menjadi regulator (Federasi/Dirjen) di industri tersebut?" tandasnya. [initial]

 (den/asa)