
"Semua ini karena keuangan klub-klub yang tak sehat. Banyak klub yang kolaps," ujar Bambang.
Bambang mencontohkan, di Divisi Utama, sebuah tim hanya mendapat modal seratusan juta saja. Namun, pengeluaran mereka jauh lebih besar dari itu.
"Ini membuat match fixing begitu marak, terutama di Divisi Utama," paparnya.
"Namun, di level tertinggi juga ada," sambungnya.
Eks pesepakbola ini melanjutkan bahwa ia tak mengetahui apa praktik seperti ini masih muncul di Piala Presiden maupun Piala Kemerdekaan. Ia mengaku tak lagi berhubungan dengan bandar-bandar pengaturan pertandingan.
"Saya sudah jenuh. Saya siap membantu pengungkapan match fixing di Indonesia," tegasnya. [initial]
Advertisement
Berita Terkait
-
Bola Indonesia 20 Oktober 2015 20:55
-
Bola Indonesia 20 Oktober 2015 20:45
Pemberantasan Match Fixing, Bambang Suryo Sentil Tim Transisi
-
Bola Indonesia 20 Oktober 2015 16:20
-
Bola Indonesia 20 Oktober 2015 16:14
Dihukum Seumur Hidup, Bambang Suryo Pertanyakan Legitimasi PSSI
-
Bola Indonesia 7 Oktober 2015 22:56
Andi Darussalam Benarkan Match Fixing di Sepakbola Indonesia
LATEST UPDATE
-
Piala Dunia 21 Maret 2025 23:59
-
Asia 21 Maret 2025 23:58
-
Liga Inggris 21 Maret 2025 23:55
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 23:46
-
Liga Inggris 21 Maret 2025 23:21
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 23:04
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...