Ihwal Sanksi FIFA, Pemerintah Siap Tanggung Jawab

Ihwal Sanksi FIFA, Pemerintah Siap Tanggung Jawab
Gatot S Dewa Broto (c) kemenpora
Bola.net - Pemerintah Republik Indonesia, melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga, tak lepas tangan ihwal turunnya sanksi FIFA pada PSSI. Mereka mengaku akan merespon sanksi ini dengan beberapa langkah strategis.

"Dijatuhkannya sanksi oleh FIFA terhadap PSSI sama sekali tidak kita kehendaki bersama. Namun, pemerintah merasa bertanggungjawab terhadap masalah dijatuhkannya sanksi oleh FIFA kepada PSSI," ujar Deputi V Kementerian Pemuda dan Olahraga, Gatot S Dewa Broto, dari Madrid, Minggu (31/05).

"Pemerintah tidak abai untuk harus segera melakukan sejumlah langkah strategis sebagai konsekuensi dari sanksi tersebut," sambungnya.

Sebelumnya, FIFA secara resmi menjatuhkan sanksi pada PSSI. Pada surat yang ditandatangani Sekretaris Jenderal FIFA, Jerome Valcke, dijelaskan bahwa alasan FIFA menjatuhkan sanksi pada PSSI akibat SK Pembekuan kepada PSSI oleh Kemenpora. Sanksi pembekukan oleh FIFA akan terus berlanjut, kecuali beberapa poin di bawah ini dipenuhi.

1. Exco PSSI dikembalikan fungsinya untuk menangani PSSI secara independen tanpa gangguan pihak ketiga, termasuk dari Kemenpora.

2. Tanggung jawab kelola timnas dikembalikan ke PSSI.

3. Tanggung jawab kompetisi PSSI dikembalikan ke otoritas PSSI

4. Semua klub yang punya lisensi di bawah regulasi lisensi PSSI diperbolehkan bermain di kompetisi yang digelar PSSI.

Lebih lanjut, Kemenpora menyebut telah berusaha keras agar PSSI dapat terhindar dari sanksi FIFA. Mereka telah berulang kali menyampaikan surat resmi kepada FIFA, tetap tetap tidak ada respon positif terhadap rangkaian kegiatan pembenahan yang dilakukan oleh Kemenpora dalam empat  bulan terakhir ini.

Menurut Gatot, tujuan Kemenpora dalam perbaikan ini sesungguhnya tetap mengacu pada Statuta FIFA, FIFA Club Licensing Regulation, AFC Club Licensing Regulation, Statuta PSSI dan PSSI Club Licensing Regulation. Tujuannya adalah pembenahan persepakbolaan nasional Indonesia yang sangat signifikan.

"Indonesia tentunya tidak menghendaki prestasi sepakbolanya berputar pada tingkat tertentu yang belum menggembirakan masyarakat pada umumnya. Ini belum lagi dengan sejumlah persoalan PSSI yang membutuhkan sejumlah pembenahan," tandasnya. [initial]

 (den/dim)