
Bola.net - Satu per satu pekerjaan rumah (PR) PSSI yang menumpuk, mulai menemukan solusinya. Di antaranya, dengan bantuan International Association of Sport Law (IASL) diharapkan mampu merealisasikan sepakbola Indonesia yang kian cemerlang dan terbebas dari aksi-aksi terorisme pada masa mendatang.
Hal tersebut, sekaligus sebagai upaya mewujudkan program unggulan PSSI berupa Indonesia Millennium Football Development (IMFD) yang digagas Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, Hinca Pandjaitan.
Hinca mengatakan, penggemar sepak bola Tanah Air pernah menelan kekecewaan lantaran gagal menyaksikan klub raksasa Liga Inggris, Manchester United berlaga akibat ledakan bom di Hotel Ritz Chalton, Jakarta pada tahun 2009 lalu.
"Karena itu, kami tidak ingin kejadian serupa terulang dan berupaya menghapus jejak terorisme dari dunia sepak bola. Selain itu, kami juga berharap bisa mengembangkan bisnis di sepakbola," kata Hinca.
Negara-negara yang tergabung dengan IASL, di antaranya Russia dan Inggris. Mereka dilaporkan sukses meraup keuntungan dari even olahraga. Misalnya saja, Inggris yang menggelar Olimpiade London 2012, berhasil meraup keuntungan sekitar 553 juta pound. Sedangkan Russia, Sochi Olympic 2014 menargetkan keuntungan 50 miliar dolar.
Jalan meraih keuntungan tersebut, salah satunya berasal dari banyaknya turis yang hadir. Melihat potensi bisnis yang besar tersebut, maka PSSI pun tertarik untuk bisa meraih hal serupa.
"Ketika MU gagal ke Indonesia, negara merugi Rp17 miliar. Karena itu, kerja sama harus dilakukan secara terus menerus. Bulan depan, kita akan berdiskusi IMDF akan menjawab tantangan dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengembangkan olahraga di mata dunia," kata Hinca yang juga menjabat sebagai Direktur Indonesia Lex Sportiba Instituta.
Sekitar tiga jam lamanya, Hinca, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Joko Driyono dan Anggota Komite Eksekutif (Exco) Hardi Hasan, terus aktif berdiskusi dengan Presiden IASL Dimitrios Panagitopoulos dan Sekretarisnya, Olga Chevchenco.
Bahkan, Joko Driyono menambahkan jika kerjasama tersebut merupakan terobosan baru bagi PSSI. Apalagi, di tengah perjuangan dalam upaya On The Right Track, alias berada di jalur yang benar.
"Kami berharap olahraga dan keamanan bisa menjadi kesejahteraan untuk semua orang. Indonesia terbukti memiliki banyak tempat wisata yang jika dikelola secara profesional, bisa menjadi tujuan bagi para penggiat olahraga dunia. Hal tersebut, yang coba kami realisasikan," tuntas Joko. (esa/dzi)
Hal tersebut, sekaligus sebagai upaya mewujudkan program unggulan PSSI berupa Indonesia Millennium Football Development (IMFD) yang digagas Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, Hinca Pandjaitan.
Hinca mengatakan, penggemar sepak bola Tanah Air pernah menelan kekecewaan lantaran gagal menyaksikan klub raksasa Liga Inggris, Manchester United berlaga akibat ledakan bom di Hotel Ritz Chalton, Jakarta pada tahun 2009 lalu.
"Karena itu, kami tidak ingin kejadian serupa terulang dan berupaya menghapus jejak terorisme dari dunia sepak bola. Selain itu, kami juga berharap bisa mengembangkan bisnis di sepakbola," kata Hinca.
Negara-negara yang tergabung dengan IASL, di antaranya Russia dan Inggris. Mereka dilaporkan sukses meraup keuntungan dari even olahraga. Misalnya saja, Inggris yang menggelar Olimpiade London 2012, berhasil meraup keuntungan sekitar 553 juta pound. Sedangkan Russia, Sochi Olympic 2014 menargetkan keuntungan 50 miliar dolar.
Jalan meraih keuntungan tersebut, salah satunya berasal dari banyaknya turis yang hadir. Melihat potensi bisnis yang besar tersebut, maka PSSI pun tertarik untuk bisa meraih hal serupa.
"Ketika MU gagal ke Indonesia, negara merugi Rp17 miliar. Karena itu, kerja sama harus dilakukan secara terus menerus. Bulan depan, kita akan berdiskusi IMDF akan menjawab tantangan dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengembangkan olahraga di mata dunia," kata Hinca yang juga menjabat sebagai Direktur Indonesia Lex Sportiba Instituta.
Sekitar tiga jam lamanya, Hinca, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Joko Driyono dan Anggota Komite Eksekutif (Exco) Hardi Hasan, terus aktif berdiskusi dengan Presiden IASL Dimitrios Panagitopoulos dan Sekretarisnya, Olga Chevchenco.
Bahkan, Joko Driyono menambahkan jika kerjasama tersebut merupakan terobosan baru bagi PSSI. Apalagi, di tengah perjuangan dalam upaya On The Right Track, alias berada di jalur yang benar.
"Kami berharap olahraga dan keamanan bisa menjadi kesejahteraan untuk semua orang. Indonesia terbukti memiliki banyak tempat wisata yang jika dikelola secara profesional, bisa menjadi tujuan bagi para penggiat olahraga dunia. Hal tersebut, yang coba kami realisasikan," tuntas Joko. (esa/dzi)
Advertisement
Berita Terkait
-
Bola Indonesia 27 Juni 2013 19:48
-
Bola Indonesia 27 Juni 2013 19:00
-
Bola Indonesia 27 Juni 2013 17:08
-
Bola Indonesia 24 Juni 2013 19:51
-
Bola Indonesia 24 Juni 2013 12:27
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 05:57
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 05:50
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 05:23
-
Piala Eropa 22 Maret 2025 05:11
-
Piala Eropa 22 Maret 2025 04:48
-
Piala Eropa 22 Maret 2025 04:41
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...