
Bola.net - - Terjadinya insiden bentrokan antara sejumlah anggota TNI yang mendukung PSMS Medan dan pendukung Persita Tangerang mendapat perhatian khusus Forum Komunikasi Suporter Indonesia (FKSI). Mereka menilai, dengan alasan apapun, insiden ini tak seharusnya terjadi.
"Terkait bentrok yang terjadi di Stadion Cibinong, dengan alasan apapun tidak dibenarkan. Tak ada alasan yang membenarkan pengeroyokan," ujar Ketua FKSI, Richard Achmad Supriyanto.
"Kejadian ini menjadi catatan buruk bagi sepakbola kita yang selalu supporter menjadi korban kembali," sambungnya.
Richard menyebut terjadinya bentrokan ini kian menguatkan tengara bahwa kompetisi profesional masih amburadul dan tidak proporsional.
"Pemerintah, dalam hal ini Kemenpora, harus segera memanggil PSSI terkait banyaknya kejadian kekerasan di sepak bola, baik langsung maupun tidak langsung," tuturnya.
Richard Ahmad
Sebelumnya, dukacita kembali menyelimuti sepakbola Indonesia. Seorang suporter bernama Banu Rusman meninggal dunia karena aksi pengeroyokan, usai pertandingan Babak 16 Besar Liga 2, antara Persita Tangerang dan PSMS Medan di Stadion Mini Cibinong, Jawa Barat, Rabu .
Banu, yang baru berusia 17 tahun ini, mengalami pendarahan di otak dan sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON), Cawang. Pria yang merupakan anggota Laskar Benteng Viola (LBV), suporter Persita, Korwil Tangerang Selatan, mengembuskan nafas terakhir, Kamis (12/10).
Menurut keterangan saksi mata, seusai pertandingan, PSMS melakukan selebrasi kemenangan dengan memberi aplaus dan hormat ke arah penonton di tribun timur. Tidak lama kemudian, suporter Persita, yang berada di tribun selatan, turun ke lapangan sambil membawa spanduk bertuliskan 'BOLA ITU BUNDAR, YAKIN?', yang konon ditujukan kepada manajemen Persita.
Pada saat yang bersamaan, beberapa oknum suporter Persita di ujung tribun selatan, yang berdekatan dengan tirbun timur, saling mengolok-olok dengan para prajurit TNI yang menonton di tribun timur. Teriakan olokan semakin panas dan tegang, dan tiba-tiba terjadi provokasi.
Lemparan batu sebesar genggaman tangan melayang beberapa kali ke arah para prajurit TNI. Hal ini sontak memancing kemarahan para prajurit. Tanpa dikomando, para prajurit yang berjumlah ratusan berlari turun ke lapangan hijau. Sebagian meloncat dari padar besi pembatas, sedangkan sebagian turun ke bawah dan merusak pintu besi yang sudah terkunci.
Secara sporadis mereka menyerang suporter La Viola. Beberapa orang oknum prajurit, juga merusak fasilitas stadion, membongkar rangka A-Board.
Mereka merangsek suporter Persita hingga keluar stadion melalui pintu-pintu tribun barat. Sekelompok pasukan Brimob yang lengkap menggunakan tameng dan alat pukul, hanya bisa bersikap pasif dan melindungi beberapa orang suporter yang terjebak di dalam lapangan hijau.
Sementara itu, menanggapi kejadian ini, Richard meminta PSSI mengevaluasi tim-tim berbasis aparat keamanan. Ia mengusulkan agar aparat keamanan agar dikembalian saja ke barak.
"PSSI juga harus mengkaji betul hasil pelaksanaan pertandingan Liga 2," tandasnya.
Advertisement
Berita Terkait
-
Open Play 12 Oktober 2017 20:49
-
Bola Indonesia 12 Oktober 2017 20:18
-
Bola Indonesia 12 Oktober 2017 20:11
-
Bola Indonesia 12 Oktober 2017 19:50
-
Bola Indonesia 12 Oktober 2017 19:42
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 21 Maret 2025 22:01
-
Liga Inggris 21 Maret 2025 21:52
-
Tim Nasional 21 Maret 2025 21:44
-
Tim Nasional 21 Maret 2025 20:57
-
Otomotif 21 Maret 2025 17:32
-
Bola Indonesia 21 Maret 2025 16:47
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...