Fatwa Erick Thohir: Suporter Rusuh Klub Kena Pengurangan Poin, Match Fixing Ditangkap, dan Tim Didegradasi

Fatwa Erick Thohir: Suporter Rusuh Klub Kena Pengurangan Poin, Match Fixing Ditangkap, dan Tim Didegradasi
Ketua umum PSSI, Erick Thohir ketika menjalani wawancara ekslusif dengan Liputan6 di SCTV Tower, Jakarta, Minggu (9/4/2023) malam WIB. (c) Bola.com/M Iqbal Ichsan

Bola.net - Suporter jangan pernah lagi membuat kerusuhan. Klub, pemain, dan wasit juga jangan berani-berani main mata. PSSI mengklaim berencana menyiapkan hukuman tegas, berat, dan tanpa pandang bulu.

Ketua Umum (Ketum) PSSI, Erick Thohir mengatakan telah berembuk dengan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk merumuskan sanksi-sanksi terhadap pelaku perusak sepak bola Indonesia.

"Saya sudah bicara dengan PT LIB dan Exco PSSI. Saya ingin mengusulkan pengurangan poin ke depan. Jadi, kalau ada suatu kejadian di lapangan, apakah aturan yang ditabrak, jangan match fixing," ujar Erick Thohir saat sesi jumpa pers di GBK Arena, Jakarta Pusat, Rabu (19/4/2023).

"Kalau match fixing, langsung didegradasikan saja. Kalau ada match fixing, ditangkap. Wasit dan pemain dihukum seumur hidup," katanya menambahkan.

1 dari 1 halaman

Berkaca dari Juventus

Khusus untuk pengurangan poin bagi klub yang suporternya rusuh, Erick Thohir ingin memberikan efek jera kepada suporter karena konsekuensinya, tim kebanggaannya yang terkena getah dan merugi.

Erick Thohir berkaca dari kasus Juventus. Si Nyonya Tua mendapatkan pemangkasan 15 angka di Serie A musim ini dari Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) karena pelanggaran finansial transfer klub.

"Kalau ada masalah lagi, kami kurangi saja poinnya. Supaya apa? Klub dan suporter merasa punya tanggung jawab yang sama," tutur Erick Thohir.

"Kalau klub poinnya berkurang, kan rugi. Seperti Juventus. Karena masalah administrasi, suporter Juventus jangan marah ya karena saya Inter Milan, Juventus dikurangi 15 poin."

"Artinya apa? Kita bisa melakukan sesuatu yang berbeda asal ada kesepakatan. bebera klub saya telepon, mereka bilang tertarik. Kenapa? Ini biar punya tanggung jawab sama-sama."

"Pihak keamanan punya tanggung jawab, klub punya tanggung jawab, sahabat-sahabat suporter harus jadi bagian. Jangan-jangan tidak semua suporter. Itu kan ada oknumnya. Kita harus saling jaga. Kasihan lho kalau suporter sudah mati-matian membela timnya."

"Tiba-tiba ada hal-hal yang tidak diinginkan, kan kalau poinnya dikurangi jadi apa? Tentu hal-hal yang tidak diinginkan oleh suporter. Ini salah satunya, belum jadi keputusan. Jangan nanti ditulis sudah jadi keputusan. Sarasehan saja dibilang putusan," imbuhnya.

(Bola.net/Fitri Apriani)