
Bola.net - Dituding terindikasi terlibat match fixing, Pro Duta geram. Klub berjuluk Kuda Pegasus ini membeberkan sejumlah fakta terkait penggunaan Early Warning System -yang dijadikan dasar Ketua Komisi Disiplin PSSI, Hinca Panjaitan melontarkan tudingan tersebut.
Menurut CEO Pro Duta, Wahyu Wahab, sebelum lebih jauh berbicara dengan berdasar pada Early Warning System -yang disebut digunakan untuk mendeteksi match fixing- cara kerja sistem ini harus diketahui terlebih dahulu. Cara kerja EWS adalah memonitor handicap (odds) pertandingan di seluruh dunia yang dijual oleh rumah judi.
"Tentunya hukum pasar berlaku, semakin populer suatu pertandingan, semakin banyak rumah judi yang mengeluarkan handicap (odds) dan semakin banyak informasi yang didapat untuk melihat team mana yang mendapatkan favourable result dan semakin valid pula alasan memasang suatu taruhan. EWS akan melakukan variance analysis antara handicap dan real skor untuk menguji validitasnya. Hasil analisis ini menjadi input untuk analisa lanjutan sampai cukup kesimpulan untuk mengatakan suatu pertandingan berperilaku lain atau terindikasi match fixing. Setelah itu semua, barulah masuk ke tahap investigasi," papar Wahyu.
"Pengalaman FIGC dalam mengungkap suatu match fixing membutuhkan waktu yang panjang, tentunya bukan dalam hitungan hari. Seberapa besarkah pasar playoff IPL sehingga banyak rumah judi memberikan prediksinya?" sambung Wahyu.
Lebih lanjut, Wahyu juga mengungkapkan bahwa pembuktian tidak dapat dilakukan dalam ruang hampa. Selain itu, dia menambahkan -sesuai dengan namanya- Early Warning System adalah suatu sistem peringatan awal, tidak lebih tidak kurang.
"Kesimpulan paling jauh yang dapat diambil dari tudingan match-fixing barulah sebatas indikasi," tandasnya. (den/pra)
Menurut CEO Pro Duta, Wahyu Wahab, sebelum lebih jauh berbicara dengan berdasar pada Early Warning System -yang disebut digunakan untuk mendeteksi match fixing- cara kerja sistem ini harus diketahui terlebih dahulu. Cara kerja EWS adalah memonitor handicap (odds) pertandingan di seluruh dunia yang dijual oleh rumah judi.
"Tentunya hukum pasar berlaku, semakin populer suatu pertandingan, semakin banyak rumah judi yang mengeluarkan handicap (odds) dan semakin banyak informasi yang didapat untuk melihat team mana yang mendapatkan favourable result dan semakin valid pula alasan memasang suatu taruhan. EWS akan melakukan variance analysis antara handicap dan real skor untuk menguji validitasnya. Hasil analisis ini menjadi input untuk analisa lanjutan sampai cukup kesimpulan untuk mengatakan suatu pertandingan berperilaku lain atau terindikasi match fixing. Setelah itu semua, barulah masuk ke tahap investigasi," papar Wahyu.
"Pengalaman FIGC dalam mengungkap suatu match fixing membutuhkan waktu yang panjang, tentunya bukan dalam hitungan hari. Seberapa besarkah pasar playoff IPL sehingga banyak rumah judi memberikan prediksinya?" sambung Wahyu.
Lebih lanjut, Wahyu juga mengungkapkan bahwa pembuktian tidak dapat dilakukan dalam ruang hampa. Selain itu, dia menambahkan -sesuai dengan namanya- Early Warning System adalah suatu sistem peringatan awal, tidak lebih tidak kurang.
"Kesimpulan paling jauh yang dapat diambil dari tudingan match-fixing barulah sebatas indikasi," tandasnya. (den/pra)
Advertisement
Berita Terkait
-
Bola Indonesia 31 Oktober 2013 16:17
-
Bola Indonesia 31 Oktober 2013 15:55
-
Bola Indonesia 30 Oktober 2013 17:46
-
Bola Indonesia 28 Oktober 2013 09:54
-
Bola Indonesia 27 Oktober 2013 18:30
LATEST UPDATE
-
Piala Eropa 23 Maret 2025 08:17
-
Piala Eropa 23 Maret 2025 08:15
-
Piala Eropa 23 Maret 2025 08:13
-
Piala Eropa 23 Maret 2025 08:11
-
Piala Dunia 23 Maret 2025 08:00
-
Piala Eropa 23 Maret 2025 07:45
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...