Deretan Pemain Indonesia yang Meninggal Akibat Aksi Heroik di Lapangan

Deretan Pemain Indonesia yang Meninggal Akibat Aksi Heroik di Lapangan
Choirul Huda (c) Persela Lamongan

Bola.net - - Sepakbola Indonesia kembali berduka setelah penjaga gawang andalan Persela Lamongan, Choirul Huda meninggal dunia akibat bertabrakan dengan rekan setimnya, Roman Rodriguez dalam laga kontra Semen Padang, Minggu .

Begitu roboh di lapangan, Huda langsung mendapat bantuan tim medis. Bahkan, ia sempat mendapat bantuan oksigen sebelum dilarikan ke rumah sakit. Namun, takdir berkata lain. Kendati sudah mendapat pertolongan sedemikian rupa, nyawa Huda tak tertolong.

Sepakbola memang olahraga yang bisa dibilang mengandalkan fisik dan tak jarang terjadi benturan fisik antar pemain. Naasnya, peristiwa ini juga beberapa kali harus membuat seorang pemain kehilangan nyawa.

Huda bukanlah pemain Indonesia pertama yang harus kehilangan nyawa usai tampil dalam sebuah pertandingan. Berikut Bola.net coba rangkum deretan pemain yang meninggal dunia karena aksi heroik mereka di lapangan hijau selengkapnya.(bola/pra)

1 dari 4 halaman

Eri Irianto

Eri Irianto

Eri Erianto merupakan gelandang andalan Persebaya di periode akhir 1990-an. Sayang kariernya harus berakhir di usia yang relatif masih muda, 26 tahun.

Peristiwa memilukan itu terjadi pada 3 April 2000 dalam laga Persebaya kontra PSIM Yogyakarta di Stadion Gelora 10 November, Surabaya. Di laga itu, Eri berbenturan dengan pemain PSIM dan sempat tak sadarkan diri.

Eri lalu dilarikan ke RSUD Dr. Soetomo, namun sayang nyawanya sudah tidak tertolong.  Pemain yang dikenal kerap mencetak gol lewat tendangan keras dari luar kotak penalti ini diduga terkena serangan jantung.

Sebagai penghormatan, Persebaya memensiunkan nomor punggung 19 milik Eri dan menamai mess pemain Persebaya dengan nama Wisma Eri Erianto.
2 dari 4 halaman

Jumadi Abdi

Jumadi Abdi

Pada laga PKT Bontang melawan Persela Lamongan, 7 Maret 2009, Jumadi Abdi, gelandang PKT Bontang harus ditandu keluar lapangan. Dia mengalami cedera parah usai mengalami benturan keras di bagian perut. Jumadi terkena kaki pemain Persela, Denny Tarkas, yang diangkat terlalu tinggi.

Mantan pemain Persikota Tangerang ini langsung dilarikan ke rumah sakit. Jumadi sempat mendapat perawatan intensif dan menjalani operasi, namun sembilan hari setelah dirawat, Jumadi menghembuskan nafas terakhir. Jumadi mengalami robek pada bagian usus halus sehingga menyebabkan organ bagian dalam lainnya keracunan.

Ironisnya, Denny Tarkas, 'hanya' mendapatkan sanksi larangan bermain selama empat bulan dari Komisi Disiplin PSSI atas aksinya tersebut.
3 dari 4 halaman

Akli Fairuz

Akli Fairuz

Akli yang masih berstatus pemain Persiraja, mengalami benturan dengan penjaga gawang PSAP Sigli, Agus Rohman, 10 Mei 2014. Akli langsung dilarikan ke rumah sakit dan menjalani operasi pada 12 Mei 2014.

Meski usaha dari berbagai pihak telah maksimal untuk menyelamatkan nyawanya, takdir berkata lain. Akli meninggal dunia pada 16 Mei 2014 karena mengalami luka dalam di bagian perut dan bocornya kantong kemih.

Kepergian Akli mendapat sorotan dari banyak pihak dan sempat menimbulkan citra negatif untuk sepakbola Indonesia di mata internasional.
4 dari 4 halaman

Choirul Huda

Choirul Huda

Penjaga gawang Persela Lamongan, Choirul Huda, meninggal dunia sehabis menjalani pertandingan menghadapi Semen Padang di Stadion Surajaya Lamongan, Minggu (15/10). Ia mengalami benturan di dada kirinya sehingga tak sadarkan diri.

Kejadian tersebut terjadi pada menit 44. Ketika itu, Huda hendak menjemput bola yang bergulir menuju gawangnya. Kemelut terjadi dan Huda berbenturan dengan rekannya sendiri, Ramon Rodriguez, ketika akan menangkap bola. Dari tayangan ulang, tampak dada Huda mengenai lutut Ramon.

Sesaat, ia masih sadar. Ia tampak menahan rasa sakit sambil memegangi mulutnya dan tampak tersengal-sengal di atas lapangan. Tim medis langsung menghampirinya. Tak lama setelah itu, ia sudah tak sadarkan diri dan harus ditandu ke pinggir lapangan.

Huda sempat mendapat bantuan pernapasan dengan tabung oksigen di pinggir lapangan sebelum dilarikan ke rumah sakit Dr. Soegiri Lamongan. Sayang, nyawa penjaga gawang 38 tahun tersebut tak bisa ditolong setelah mendapat penanganan tim dokter. Ia dinyatakan meninggal pada pukul 17.15 WIB.