
Bola.net - Calon exco PSSI, Lalu Mara Satriawangsa, mengusulkan agar tiap ada suporter yang berbuat kerusuhan, klub yang terkait harus diberi sanksi pengurangan poin.
Usulan itu terlontar setelah terjadinya insiden kerusuhan di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Suporter Persebaya Surabaya mengamuk setelah timnya kalah dari PSS Sleman 2-3 di laga lanjutan Shopee Liga 1 2019, Selasa (29/10/2019).
Mereka melampiaskan kekecewaan dengan masuk lapangan setelah pertandingan. Beberapa fasilitas stadion juga dirusak.
Advertisement
Akibat kerusuhan ini, Persebaya sampai tidak menghadiri sesi jumpa pers usai laga. Mereka juga sampai pulang dari stadion dengan menggunakan rantis.
Pakta Integritas
Terkait kerusuhan ini, calon exco PSSI, Lalu Mara Satriawangsa ikut kecewa. Ia melihat jika persoalan suporter sudah akut. Padahal, Indonesia baru saja dipilih sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2021 mendatang.
“Harus segera dibuat pakta integritas yang melibatkan PSSI, klub dan suporter untuk menghilangkan kerusuhan dalam sepak bola. Berkaca dari kerusuhan suporter yang sudah terjadi musim ini, sanksi berupa denda sudah tidak ada efeknya," serunya.
"Kecuali sanksinya Rp5 miliar rupiah. Kalau hanya ratusan juta nyatanya masih terulang kerusuhannya,” sambungnya.
Usulan Ekstrem
Lalu Mara memberikan masukan yang cukup ekstrem. Ia menyuarakan agar suporter yang bertindak anarkis, sanksi yang diberikan adalah pengurangan poin bagi klubnya di kompetisi.
“Kalau sudah ada kerusuhan lagi, langsung dikurangi 10 poin. Bisa dibilang ini cara halus membuat klub itu degradasi. Biar suporter juga berpikir ulang dan bisa mengontrol emosinya,” tegas Lalu Mara.
Jika sanksinya pengurangan poin dalam jumlah banyak, klub akan melakukan pembinaan lebih serius kepada suporter. “Saya berharap begitu kompetisi berakhir, pakta integritas itu sudah dibuat. Sehingga bisa diberlakukan musim depan,” jelas pria asal Lombok ini.
Lalu Mara memprediksi dengan sanksi berat seperti itu, dalam waktu dekat sepak bola Indonesia bisa lebih baik karena kerusuhan di dalam stadion membuat hilangnya rasa nyaman.
“Sebenarnya banyak keluarga atau anak kecil yang ada di stadion untuk melihat sepak bola sebagai hiburan. Kalau insiden kerusuhan terus berulang, efeknya mereka khawatir datang lagi. ponsor juga berpikir ulang untuk bekerja sama,” tutupnya.
Disadur dari: Bola.com/Penulis Iwan Setiawan/Editor Wiwig Prayugi
Published: 30 Oktober 2019
Baca Juga:
Advertisement
Berita Terkait
-
Bola Indonesia 30 Oktober 2019 23:29
-
Bola Indonesia 30 Oktober 2019 21:53
Jika Terpilih Sebagai Ketua Umum, Sarman Akan Keluarkan PSSI dari AFF
-
Bola Indonesia 30 Oktober 2019 20:53
-
Bola Indonesia 30 Oktober 2019 18:19
Caketum PSSI Berjanji Timnas Indonesia Tak Pakai Pemain Naturalisasi
-
Bola Indonesia 30 Oktober 2019 14:47
LATEST UPDATE
-
Amerika Latin 21 Maret 2025 03:00
-
Tim Nasional 21 Maret 2025 02:10
-
Liga Spanyol 21 Maret 2025 01:47
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 01:42
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 01:35
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 01:25
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...