Dari Rahim Piala Menpora 2021, Sepak Bola Indonesia Lahir Kembali

Dari Rahim Piala Menpora 2021, Sepak Bola Indonesia Lahir Kembali
Piala Menpora 2021. (c) Bola.com/Adreanus Titus

Bola.net - Sederhana, tapi penuh makna. Itulah gambaran pembukaan Piala Menpora 2021. Turnamen pramusim yang diselenggarakan sebagai percontohan untuk bergulirnya Liga 1, dan kompetisi sepak bola turunannya.

Piala Menpora merupakan event sepak bola pertama yang digelar pada masa pandemi COVID-19. Sebelumnya, sepak bola nasional tiarap selama satu tahun penuh.

Pandemi COVID-19 yang menghantam semua sendi kehidupan di dunia, membuat sepak bola Indonesia mati suri. Sampai pada akhirnya lewat kerja keras Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), PSSI, serta PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk menyakikan Kepolisian agar menerbitkan izin keramaian kegiatan sepak bola membuahkan hasil.

Piala Menpora menjadi pertaruhan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali beserta jajarannya. Kemenpora memberi kepercayaan kepada PSSI, dan LIB untuk menggulirkan turnamen dengan protokol kesehatan yang ketat.

Maka bisa dikatakan lewat rahim Piala Menpora, sepak bola nasional kembali lahir. Bernapas lagi, dan merangkak lagi dari bawah.

Piala Menpora diharapkan bisa menjadi batu pijakan diselenggarakannya lagi Liga 1 dan turunannya. Maka seluruh pelaksanaan turnamen pramusim ini menjadi bahan analasis Kepolisian untuk perizinan kompetisi.

Para pelaku sepak bola tentu senang karena mereka bisa beraktivitas dan menjalankan lagi kompetisi yang sudah setahun membeku. Semangat untuk bersaing di lapangan hijau pun kembali mencair.

Bergulirnya Piala Menpora juga membuat roda ekonomi dalam industri sepak bola bergerak lagi. Usaha persewaan bus, jasa keamanan, sound system, hingga hotel mulai bergeliat. Semua menyambut Piala Menpora dengan antusias.

Baca halaman berikutnya ya Bolaneters

1 dari 2 halaman

Pemain Masih Adaptasi

Selama satu tahun tak bermain sepak bola di pertandingan resmi, tentu memberi efek buat pemain. Lama jauh dari lapangan, sekarang sudah berkeringat lagi di lapangan, pasti butuh adaptasi.

"Setelah libur lama pasti sesama pemain butuh adaptasi lagi, termasuk sentuhan bola. Apalagi di Persija pemain dilarang kegiatan sepak bola di luar selama libur karena pandemi," ujar Winger Persija Jakarta, Riko Simanjuntak, kepada Bola.net.

Namun Riko mengatakan, adaptasi yang dibutuhkan tidak terlalu lama. Setelah pertandingan pertama berat, berikutnya bakal mulai terbiasa lagi.

"Untuk mengembalikan itu semua tidak terlalu sulit. Terutama karena kemarin sudah sempat persiapan, walaupun sebentar," katanya.

Kapten Bhayangkara Solo FC, Indra Kahfi juga lega akhirnya para pemain sepak bola di Tanah Air bisa kembali ke lapangan. Itu semua berkat Piala Menpora.

"Yang jelas sangat senang sekali ya bisa merasakan atmosfer kompetisi," imbuhnya.

2 dari 2 halaman

Pembagian Grup, Distribusi Hadiah, dan Match Fee Menggiurkan

Piala Menpora diikuti 17 tim dari Liga 1. Dibagi ke dalam empat grup dan diselenggarakan di kota yang berbeda.

Grup A yang dihuni PSIS Semarang, Barito Putera, Arema FC, dan Persikabo 1973 bermain di Stadion Manahan, Solo. Grup B yang main di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, pesertanya adalah PSM Makassar, Bhayangkara Solo FC, Borneo FC, dan Persija Jakarta.

Kemudian Grup C diisi Madura United, Persebaya Surabaya, Persela Lamongan, Persik Kediri, dan PSS Sleman bermain di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung. Paling bontot Grup D di Stadion Maguwoharjo, Sleman, diikuti oleh Persiraja Banda Aceh, Persib Bandung, Bali United, dan Persita Tangerang.

Distribusi hadiah Piala Menpora adalah juara akan mendapatkan Rp 2 miliar. Sementara runner-up Rp 1 miliar, peringkat ketiga Rp 750 juta, dan peringkat keempat Rp 500 juta.

Kemudian untuk tim fair play, pemain terbaik, dan top skor, masing-masing akan mendapatkan Rp 100 juta. Sedangkan pemain muda terbaik, dan wasit terbaik Rp 50 juta.

Di luar hadiah, tim akan memperoleh match fee di setiap pertandingan yang dijalani. Rinciannya, Rp 150 juta untuk pemenang, Rp 100 juta bagi yang kalah, dan Rp 125 juta untuk masing-masing klub jika laga berakhir imbang.

(Bola.net/Fitri Apriani)