Budi Santoso dan Cerita Sedih Legenda Persebaya Surabaya di Sepetak Rumah

Budi Santoso dan Cerita Sedih Legenda Persebaya Surabaya di Sepetak Rumah
Legenda Persebaya Surabaya, Budi Santoso dengan bangunan tempat tinggalnya di Ploso, Surabaya (c) YouTube Pinggir Lapangan

Bola.net - Budi Santoso pernah menjadi pilar penting Persebaya Surabaya pada era 1960 hingga 70-an. Bukan hanya bagi Persebaya, Budi Santoso juga menjadi andalan di Timnas Indonesia.

Channel YouTube Pinggir Lapangan pekan lalu menampilkan sosok legenda Persebaya Surabaya eks Timnas Indonesia, Budi Santoso dan banyak bercerita tentang kondisinya dulu saat bermain bola hingga sekarang yang sudah renta.

Namun siapa sangka. Pada hari tuanya, kondisi Budi memprihatinkan. Budi tinggal dalam sepetak kamar berukuran 2 x 3 meter di kawasan Ploso, Surabaya.

Televisi menjadi teman sehari-hari. Bangunan yang dulunya gubuk, disulap oleh bantuan dari Bonek dan manajemen Persebaya, sehingga lebih nyaman ditinggali oleh Budi Santoso.

1 dari 2 halaman

Budi Santoso dan Sepak Bola

Budi menceritakan awal mulanya bisa berkecimpung di sepak bola hingga punya nama besar di Persebaya hingga Timnas Indonesia. Semua itu tak lepas dari kegigihan dan fokusnya menekuni hobi bermain si kulit bundar.

"Awalnya saya ikut PS AD di daerah Gunung Sari, sebelum latihan dijemput oleh pengurusnya. Kemudian ikut Persebaya junior dulu, seangkatan Rusdi Bahalwan. Setelah di klub, saya ikut dipanggil Timnas 1970. Ikut Piala Asia junior di Filipina, dan meraih runner-up," terang pria kelahiran 18 Mei 1948.

2 dari 2 halaman

Setia dengan Persebaya

Bergelut di sepak bola, Budi pun berhasil mewujudkan impian. Ia bertemu dengan legenda sepak bola dunia, satu di antaranya Lev Yasin, penjaga gawang terhebat di masanya asal Uni Soviet.

Di Timnas Indonesia, Budi Santoso dikenal sebagai gelandang sentral dan menjadi kompatriot Roni Patinasarani.

Meski lama bermain untuk Persebaya, Budi pernah berseragam Persema Malang tahun 1975. Ia kembali ke Persebaya hingga memutuskan gantung sepatu. Budi juga pernah menolak tawaran klub Galatama Jakarta, Jaya Raya.

"Saya pernah diajak pindah ke Jakarta. Tapi saya tidak mau dan memilih tetap di Persebaya. Sampai akhirnya pensiun sekitar tahun 80-an, hingga saya bekerja di Pertamina, tak lepas dari peran pak Sjarnoebi Said (Ketum PSSI pada masanya)," beber Budi.

"Persebaya Surabaya juga klub impian saya sejak kecil, karena dulu kalau tidak main di Persebaya tidak dapat uang. Beda dengan sekarang pemain gajinya besar-besar," jelasnya.

Disadur dari Bola.com (Penulis: Vincentius Atmaja/Editor: Wiwig Prayugi, 13 Januari 2021)